Mohon tunggu...
Zainul Qutsy
Zainul Qutsy Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN BTV 3 UNEJ: Hadapi Krisis Penjualan Tembakau dan Pesanan Katering Kue dengan Rekonstruksi Produk serta Pemasaran Digital

3 September 2021   21:13 Diperbarui: 3 September 2021   21:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus Pandemi Covid-19 yang tak kunjung pulih, tentunya menjadi salah satu hal yang sangat memukul masyarakat setempat, di Desa Bletok sendiri banyak masyarakat yang mengeluh akibat dampak yang terjadi khususnya pelaku usaha UMKM yang hampir dibuat gulung tikar karena sumber mata pencahariannya sehari -- hari mengalami deflisit alias tekor akibat penjualannya yang menurun disebabkan dampak pandemi. Kondisi seperti ini jika dibiarkan terus menerus tentu akan memiliki dampak yang sangat fatal baik itu bagi pelaku UMKM dan kemungkinan berakibat terhadap pincangnya perekonomian Indonesia.

Dalam penanganan kasus seperti ini, salah satu universitas yang ada di kawasan jawa timur yaitu Universitas Jember menyulurkan tangan untuk tetap membantu masyarakat yang terkena dampak di masa pandemi ini dbengan menyelenggarakan program KKN BTV III (Back to Village ke III) dengan berbagai program tematik yang diluncurkan ke tiap-tiap mahasiswa salah satunya "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat terdampak Covid-19", yang berfokus terhadap UMKM di sekitar guna membantu, memulihkan dan mengembangkan UMKM yang terletak dilokasi mahasiswa itu bertempat tinggal.

Zainul Qutsy selaku mahasiswa yang melaksanakan kegiatan KKN BTV III melakukan kegiatan yang berlokasi di Desa Bletok, Kecamatan Bungatan, kabupaten Situbondo. Di kawasan ini tidak sedikit pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19, seperti usaha jual beli tembakau milik ibu Miftah  dan Usaha Jasa Cathering kue milik ibu wiwid. Beliau menyatakan bahwa semenjak ada pandemi seperti ini, hasil dari penjualan dagangan nya sangat menurun drastis.

Bahkan, Ibu Wiwid selaku pemilik usaha jasa Cathering kue juga mengungkapkan bahwa sebelum pandemi biasanya selain menunggu pesanan kue, beliau berjualan dagangan andalannya yaitu Stick ladrang sukun, beliau berjualan di salah satu kawasan wisata yang ada di situbondo yaitu Pantai Bletok. "Biasanya tidak sampai sore ladrang sukun yang saja jual itu sudah habis bahkan saya tambahkan jumlah dagangannya juga bisa laku semua, tetapi sejak ada corona ini saya tidak bisa lagi berjualan di sore hari karena biasanya pengunjung itu sepi dan daganganan saya tidak laku" ujar ibu wiwid dalam ungkapannya.

Dari keluhan tersebut, maka dilakukan pemberdayaan terhadap kedua UMKM yaitu dengan merekonstruksi produk serta melakukan penerapan sistem penjualan yang baru menuju sistem yang lebih milenial. Seperti pemberian branding dan mengubah kemasan menjadi produk yang tahan lama serta menerapkan penjualan di E-market yng ada seperti Facebook, Whatsapp, dan Instagram. Yang bertujauan agar produk yang akan dijual mempunyai identitas dan mudah dikenal oleh masyarakat. Serta memudahkan pembeli dalam menjangkau kedua produk ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun