Mohon tunggu...
Zainul Ihsan
Zainul Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Walisongo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manfaat Tanaman Ciplukan (Physalis angulata L) sebagai Penangkal Diabetes

15 November 2022   07:00 Diperbarui: 16 November 2022   20:01 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia, sehingga Indonesia memiliki keanekaragaman spesies hewan dan tumbuhan yang sangat banyak. Salah satu contoh keanekaragaman tumbuhan yaitu ciplukan. Ciplukan merupakan salah satu tumbuhan dari family Solanaceae, ciplukan banyak tumbuh di daerah tropis khusunya di area asean seperti Indonesia. Di Indonesia ciplukan banyak sekali dijumpai diarea persawahan dan di tempat-tempat lapang.

 Ciplukan sering kali dianggap sebagai rumput liar dan jarang sekali orang yang memanfaatkan tanaman ini, padahal ciplukan sendiri memiliki manfaat yang sangat besar jika dikonsumsi oleh manusia. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya pengetahuan tentang manfaat dari tanaman ciplukan. Dalam bidang kesehatan ciplukan biasanya digunakan sebagai peanangkal radikal bebas dan juga antidiabetes.

 Selain bermanfaat dalam bidang kesehatan ciplukan juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Buah ciplukan perkilonya dapat dijual dengan harga yang cukup tinggi yaitu antara Rp. 250.000 sampai dengan Rp. 500.000, tingginya harga buah ciplukan sepadan dengan manfaatnya bagi kesehatan manusia, tanaman ciplukan dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal tradisional. Buah ciplukan bermanfaat sebagai obat gusi berdarah dan obat mual, sementara daunnya bermanfaat sebagai obat bisul, borok, serta peradangan kulit (Tajidan et al., 2020).

 Ciplukan megandung beberapa senyawa kimia antara lain alkaloid, flavonoid , saponin, fisalin A, fisalin B, witafisalin A , witafisalin B, terpen serta asam sitrat. Masyarakat tradisional memanfaatkan ciplukan sebagai obat pencahar, obat bisul, gusi berdarah, mules, jantung lemah, terkilir, perut nyeri, kencing nanah, diabetes melitus, susah kencing, ayan, pegal, cacingan, radang pernafasan, infeksi kerongkongan, radang testis, diuretik, dan sakit kuning (Sujiatmo, et al.,2011).

 Ekstrak herba tanaman ciplukan memiliki kemungkinan digunakan untuk antidiabetes. Hal itu sejalan dengan hasil percobaan pemberian ekstrak etanol herba tanaman ciplukan (Physalis angulate L.)150 mg/KgBB dan 300 mg/KgBB yang secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes. Dosis pemberian ekstrak etanol herba tanaman ciplukan (Physalis angulate L.) yang paling efektif menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus) yaitu 150 mg/KgBB.(Maliangkay, et al., 2019)

 Pada penelitian lain yaitu penelitian pra-klinik ekstrak etanol daun ciplukan untuk mencit putih, didapatkan hasil bahwa ekstrak etanol pada daun ciplukan memiliki aktivitas antidiabetes pada dosis antara 10mg/kg bb sampai 100 mg/kg bb (Sediarso, et al., 2011)


 Dari data-data yang ada menunjukkan bahwa ciplukan merupakan tanaman herbal yang dapat menurunkan kadar gula dalam darah, sehingga tanaman ciplukan dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk penangkal diabetes.

  Penggunaan ciplukan sebagai penangkal diabetes memiliki dampak negatif yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan kimia yang mana obat-obatan kimia tersebut mempunyai dampak negatif yang lebih besar dikarenakan obat-obatan kimia tersebut dalam pembuatannya sudah dicampur dengan bahan-bahan lain, dimana bahan-bahan tersebut belum tentu aman untuk semua orang. Cara penggunaan ciplukan sebagai penagkal diabetes secara tradisional biasanya dilakukan dengan mengekstrak tanaman ciplukan yaitu dengan cara direbus, kemudian hasil dari rebusan diminum secara langsung atau juga bisa ditambahkan madu untuk mengurangi rasa pahitnya.

 Meskipun ciplukan memiliki banyak sekali manfaat, tetapi kurangnya pengetahuan dan kurangnya perhatian terhadap manfaat tanaman ciplukan tersebut menyebabkan tanaman ciplukan hanya dianggap sebagai hama atau tanaman pengganggu yang tidak bernilai sehingga manfaat tanaman ciplukan belum bisa dikelola secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan adanya bimbingan dan penyuluhan tentang manfaat, kegunaan, dan ciplukan agar ciplukan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

 Dari data-data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tumbuhan ciplukan (Physalis angulata L.) memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, salah satunya yaitu sebagai penangkal dibetes, namun masih banyak orang yang belum mengetahui tentang manfaat dari buah ciplukan tersebut. Harapan kedepannya tumbuhan ciplukan dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kehidupan manusia.

Sumber: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun