Para tokoh ekonomi syariah Indonesia sangat berharap Indonesia bisa menjadi kiblat ekonomi syariah dunia. Harapan ini bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia adalah negara denagan penduduk terbesar didunia. Namun mengingat Indonesia sudah lebih lama mengenal dan menerapkan sistem ekonomi barat sehingga perlu dilakukan edukasi untuk mengenalkan ekonomi syariah kepada masyarakat. Tanggung jawab edukasi ini bukan hanya terletak pada pihak penguasa ataupun pihak pebisnis, namun tanggung jawab ini harus diemban semua pihak yang mengaku muslim baik itu akademisi, cendikiawan, ulama’ ataupun masyarakat biasa.
Di Indonesia ada lembaga pendidikan pesantren yang memiliki keunikan dibanding lembaga pendidikan lainnya. Keunikan tersebut berada pada sisi keislaman yang diajarkan dan kemurnian pesanteren yang seharusnya bersih dari kepentingan-kepentingan politik.Â
Berdirinya pesanteren awalnya tentu untuk menyebarkan syiar Islam, dizaman penjajahan peran pesanteren bertambah sebagai pusat perjuangan ummat muslim dalam melawan penjajah dan kini pesanteren lebih kepada pengembangan dan pengaplikasian ilmu-ilmu keislaman dan ekonomi kerakyatan. Sehingga bukan tanpa alasan banyak pihak yang berharap pesanteren bisa menjadi mata pancing dalam membumikan ekonomi syariah. Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan pesanteren dalam mengembangkan ekonomi syariah.
1. Sebagai agen perubahan
Jika kita melihat pondok pesanteren di Indonesia sangat identik dengan sosol kyai. Sehingga tidak heran ketika masyarakat ingin tahu tentang suatu pondok pesanteren maka dia akan menayakan siapa kyainya. Kyai yang memiliki nama besar dan karisma yang tinggi tidak hanya disegani dikalangan pondok pesanteren saja tetapi juga dikalangan masyarakat.
Disini pesanteren dengn kyainya yang karismatik bisa menjadi contoh bagi masyakat bahwa kegiatan ekonomi berfungsi untuk memenuhi hajat hidup manusia dengan mengaharap ridha Allah SWT. Pola pikir seperti itu perlu ditanamkan pada masyarakat saat ini karena kegiatan ekonomi sudah berubah menjadi aktifitas menimbun harta untuk memuaskan keinginan dan selera manusia yang tidak ada batasnya. Maka tidak heran saat ini lebih banyak manusia yang seolah-olah menuhankan harta. Disinilah peran pesanteren sebagai agen perubahan dalam mendidik mental konsumtif manusia menjadi lebih moderat.
Kita selalu berfikir bahwa kegiatan ekonomi yang kita lakukan bertujuan untuk meraih keuntungan peribadi, tetap lewat pesanteren kita belajar bahwa kegiatan ekonomi ditujukan untuk kemaslahatan ummat. Harta yang tersimpan didalam pesanteren bukanlah milik kyai atau pesanteren tetapi itu adalah dana ummat yang akan dikelola untuk ummat pula. Maka mari kita belajar merubah pola pikir kita dan mencontoh kepada kebaikan yang diajarkan lewat pesanteren. Jangan lihat sesuatu dari sifat buruknya tetapi ambil kebaikan yang bisa kita petik darinya.
2. Sebagai pusat edukasi dan sosialisasi ekonomi syariah
Pesanteren adalah salah satu lembaga pendidikan yang cukup diakui sebagai penghasil cendikiawan-cendikiawan muslim di Indonesia. Cendikiawan besar banyak yang lahir dari pesanteren baik itu dibidang agama, teknik ataupun ekonomi. Memang diharapkan pesanteren secara konsisten bisa melahirkan ahli ekonomi syariah karena jika kita lihat di Indonesia saat ini tenaga ahli untuk ekonomi syariah saat ini masih kurang.Â
Permasalahan kurangnya tenaga ahli ekonomi syariah ini tidak terlepas dari kurikulum pendidikan kita yang masih terlalu berkiblat ke barat. Dari sekolah tingkat dasar hingga tingkat menengah atas mengajarkan ilmu ekonomi kapitalis dan tanpa sedikitpun disentuh dengan ekonomi syariah. Padahal kita mempunyai lembaga pendidikan berupa madrasah tetapi yang diajarkan ekonomi kapitalis demi mencapai target lulus 100 % pada ujian nasional.
Pemerintah punya cita-cita memajukan ekonomi syariah Indonesia, tetapi yang diajarkan kepada generasi penerus bangsa hanyalah ilmu ekonomi kapitalis. Disinilah peran pesanteren sebagai penyembang dalam kajian ilmu. Biarlah siswa disekolah diajarkan ilmu ekonomi kapitalis tetapi kemudian diseimbangkan oleh pesanteren dengan mengajarkan ekonomi syariah. Belajar sistem ekonomi barat sebenarnya cukup penting sebagai referensi, cuma penerapannya lebih baik kita menggunakan sistem ekonomi yang islami.