Mohon tunggu...
Zainul Hasan
Zainul Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semangat

Semangat pantang nyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Petik Laut dalam Kacamata Agama

24 April 2021   19:44 Diperbarui: 24 April 2021   19:45 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan tema di atas sudah tidak asing lagi bagi telinga orang pesisir dimanapun dia berada, disebabkan adat istiadat dan turun temurun Sampai sekarang yang kita rasakan pada detik, jam,hari dan tahun. Acara (petik laut) tersebut di laksanakan satu tahun sekali,dan acara atau tradisi (petik laut) telah mengalami transformasi yakni menjadi ajang pesta rakyat.

Slametan menurut penanggalan Jawa berhubungan dengan tahap-tahap kehidupan seorang manusia atau indvidu dan  mengadopsi  pola  waktu  Islam  dalam  menghitung  rembulan. Dan  Petik laut adalah  sebuah upacara rasa syukur terhadap Tuhan yang mahakuasa dengan mengadakan pelarungan sesaji berupa hasil bumi dengan dihantar ketengah lautan diiringi perahu yang dihias berwarna-warni.selain sebagai rasa syukur,petik laut juga mengandung harapan pada musim ikan selanjutnya.itulah sebabnya, warga setempat tidak bekerja melaut di sebabkan untuk mempersiapkan upacara tradisi tersebut. 

Ritual berawal ketika perahu yang akan berlayar ke lautan diisi terlebih dahulu dengan beberapa sesaji yakni,hasil bumi,sayur mayur,nasi kuning dan buah dan yang menjadi pokok dalam sesaji adalah kepala sapi dibawa atau di layarkan sampai ke tengah lautan tepatnya.tujuannya dalam upacara tradisi tersebut, dengan bertujuan Rezeki yang akan datang pada tahun selanjutnya bertambah dan di beri kemudahan dalam mencari nya di lautan dan juga keselamatan dan kesehatan bagi warga setempat.Dan di adakan nya Larung sesaji dalam upacara tersebut tidak lain ialah bentuk sedekah kepada alam yang dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rejeki dan keselamatan terutama dalam bentuk hasil bumi bagi masyarakat pesisir pantai tersebut.

Kebiasaan masyarakat pesisir melakukan selametan tersebut untuk menghormati adanya ruh yang menjaga sampan. Kemudian para tokoh masyarakat setempat di kumpulkan dan untuk menjalankan kewajiban untuk menyampaikan kebenaran dengan merangkul pelaku dan penikmat petik laut dalam memasukkan normatif keislaman di dalam pewadahan acara.penelitian ini di fokuskan pada normatif keislaman dalam petik laut dalam bentuk keberagaman masyarakat setempat. 

Maka untuk mencapai Nilai keperfect kan yang sesuai dengan mefokuskan penelitian di atas. Dari penelitian ini,di temukan potret meliputi empat hal:

1. Histori munculnya tradisi petik laut merupakan warisan nenek moyang Budha.
2. praktek petik laut yang mengalami islamisasi.
3. Tujuan petik bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas apa yang telah di berikan dan nikmat yang di turunkan kepada masyarakat pesisir setempat.
4. Keyakinan masyarakat pelaku dan penikmat acara tersebut,sehingga memiliki pemikiran positif Bagi kehidupan masyarakat.

Pengaplikasian Nilai Islam yang di dalam petik laut yang menambahkan tokoh masyarakat setempat dalam Menyesuaikan tradisi dengan ajaran agama.meliputi rasa syukur yakni dengan diadakannya pembagian sesuatu atau barang dan shodaqoh kepada masyarakat pesisir setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun