Pendidikan adalah hal terpenting yang perlu dilakukan oleh insan. Menjadi manusia seutuhnya atau lebih parah dari hewan semua bergantung dari pendidikan seseorang. Konsep tingginya derajat yang termaktub dalam al-qur'an memang perlu direnungi bersama oleh semua insan agar tidak hidup dalam gelimang kebodohan. Dengan pendidikan manusia menjadi mulia, menjadi beretika, dan menjadi manusia yang cendekia. Islam sangat menekankan kepada semua manusia agar berlaku bijak dalam menuntun kehidupanya. Seyogyanya setiap insan menekankan kepada pribadinya untuk menjadi manusia yang cendekia setiap hari. Sabda Nabi yang sering kita dengar rasanya perlu untuk direnungi  kembali;Tuntutlah Ilmu dari Buaian sampai liang lahat".Â
Senin malam tanggal 1 Mei 2023 tepat pada pukul 19.30 WIB penulis menyempatkan melihat seorang inspirator hebat yakni Buya HAMKA(Haji Abdul Malik Karim Amrullah). Ada banyak ibroh(keteladanan) yang bisa diambil dari seorang Buya HAMKA dari peranan beliau sebagai Bapak dari Hisyam sampai menjadi bagian dari bapak perjuangan kemerdekaan dan organisasi. Diantara ibroh yang bisa diambil dari beliau diantaranya:
1. Sosok Petualang. Melihat karir yang begitu nyaman di Makassar sebagai pimpinan Muhammadiyah nyatanya tidak membuat Buya HAMKA PW dan merasa cukup. Pencapaianya di Makasar sebagai pamong masyarakat sekitar dengan pegangan dan tuntunan yang sudah mapan menjadikan buya HAMKA memiliki tekad lebih untuk menuntun masyarakat yang lebih banyak dan mengembangkan kiprah warta kemasyarakatan untuk lebih mengepakkan sayapnya.
2. Sosok Kutu Buku. Di awal-awal film sangat menarik dimana Buya HAMKA sangat lekat  dengan buku dan kitab-kitabnya. Dalam satu cuplikan beliau belajar kitab fiqih yang dikarang oleh al-Ghozali;"Al-Mustasfa" dan beberapa kitab yang ditampilkan. Sehingga menjadi maklum jika kemudian beliau memiliki banyak karangan baik dalam bidang roman/novel, tashawwuf lebih-lebih tafsir.
3. Sosok Romantis. Sudah barang tentu jika orang melayu tidak akan pernah lepas dari kehidupan sastra. Dengan sastra orang menjadi bermartabat dan hormat. Demikian juga dengan Buya HAMKA, sangat banyak kepiawaian beliau dalam bidang sastra yang terlihat dalam cuplikan film. Baik romantis sebagai seorang suami, sebagai kepala konsul, bahkan romantis sebagai seorang Kyai.
Masih ada beberapa bagian lagi tentang nilai/value dari film Buya HAMKA yang masih belum penulis sampaikan. Insyalla lanjut pada sesi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H