Bagaimana mungkin orang bisa pindah ke angkutan umum, ketika ruas jalan untuk mobil pribadi masih lebih luas. Terbukti, ternyata warga Jakarta masih tatap banyak yang senang membawa mobil pribadi ketimbang ikut angkutan umum.
Sehingga program Ahok, tentang penambahan armada bus bukan solusi yang efektif untuk mengurangi kemacetan yang ada di Jakarta. Karena sebanyak apapun penambahan armada yang ada, tetapi ruas jalan untuk angkutan pribadi masih lebih lebar dari angkuutan umum, maka masyarakat masih lebih senang menggunakan mobil pribadi.
Ini hanyalah sebagia program yang bagi Ahok yang seolah-olah dia sudah membuat perubahan untuk DKI, dan membantu orang miskin. Padahal program-program yang dia lakukan tidak efektif dan bukan melahirkan solusi, tapi  malah menambah pasalah baru.
Sekarang pilihan ada di tangan warga Jakarta. Apakah akan memilih calon gubernur yang berkampanye menyesatkan dengan opini bahwa program yang dulu dilakukan sangat membawa perubahan bagi masyarakat seperti Ahok-Djarot, ataukah calon gubernur yang secara program sudah jelas lebih baik dan lebih efektif, dan lebih diterima banyak golongan seperti Anies-Sandi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H