Perlukah para pemuda pada zaman sekarang harus menjadi asing? Apa pengertian asing yang mudah untuk dicerna dan dipahami? Apa pentingnya kita sebagai pemuda menjadi asing di zaman akhir? Maka tulisan ini akan menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menjadi polemik pada saat ini. Menurut sumber yang akurat yang berasal dari Wikikamus pengertian dari asing adalah aneh; tidak biasa;. Apakah kita sebgai pemuda harus menjadi asing? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah; iya. Pemuda di zaman akhir harus menjadi asing layaknya orang yang jauh dari kerumunan, dari banyaknya orang dan dari sekumpulan orang-orang tertentu dan menjadi Penganut Islam yang Terasing di Tengah Umatnya yang Banyak. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
Al Qadhi ‘Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi,
أَنَّ الإِسْلام بَدَأَ فِي آحَاد مِنْ النَّاس وَقِلَّة ، ثُمَّ اِنْتَشَرَ وَظَهَرَ ، ثُمَّ سَيَلْحَقُهُ النَّقْص وَالإِخْلال ، حَتَّى لا يَبْقَى إِلا فِي آحَاد وَقِلَّة أَيْضًا كَمَا بَدَأَ
“Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya manusia pula sebagaimana awalanya. ” (Syarh Shahih Muslim, 2: 143)
Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim no. 145 menegaskan bahwasanya islam datang dengan keadaan asing, dimana pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai berdakwa secara terang-terangan kepada kamu Kafir Quraisy di makkah, islam dianggap sebagai agama yang asing. Penduduk Kafir Quraisy Makkah mengganggap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa agama baru dari kepercayaan mereka terdahulu. Akan tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap berdakwah dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya islam berjaya pada masa bani abbasiyah yang dipenuhi dengan banyaknya para ilmuan islam pada masa itu.
Kemudian pada zaman sekarang agama islam semakin merosot dan tidak bisa dikatakan sebagai agama keemasan. Zaman akhir islam semakin asing di mata penganut islam sendiri. Agama islam hanya dijadikan sebagai identitas bukan sebgai kebanggaan umat islam, begitupun para pemuda yang hidup di zaman akhir. dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دعته امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya. Yaitu:
- Pemimpin yang adil
- Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
- Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
- Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
- Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
- Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
- Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata.
Salah satu golongan yang dinaungi ‘Arsy Allah Ta’ala adalah Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala. Pada zaman akhir ini, pemuda yang taat sangat jarang sekali ditemui, dan lembaga pendidikan yang dapat memberikan fasilitas kesempatan untuk dapat menjadi pemuda yang taat adalah Pondok Pesantren. Sangat jarang ditemui di perkotaan-perkotaan besar pemuda yang menjadi santri di pesantren, karena pergaulan yang tidak dapat di kontrol dengan maraknya aktifitas-aktifitas para pemuda zaman akhir yang diluar batas. Islam akan kembali menjadi asing, dimana ada seorang pemuda yang dihina teman-temannya pada zaman sekarang tidak mempunyai Pacar, islam akan kembali menjadi asing, dimana ada orang tua Zaman sekarang akan bertanya kepada anak-anaknya, kepada keponakan-keponakannya “Dimana Pacarnya?”. Hal ini sudah merusak moralitas pemuda yang sesungguhnya yang tidak termasuk kriteria 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah nanti di padang masyhar.