Dalam diskusi mengenai kemerdekaan, kita selalu diingatkan bahwa sebelum kemerdekaan, kita mengalami penjajahan. Sejak tanggal 17 Agustus 1945, kita dinyatakan merdeka dari segala bentuk penjajahan. Namun, ironisnya, kemerdekaan yang kita miliki ternyata tidak sepenuhnya lengkap. Kita hanya merdeka secara politik, sementara dalam aspek sosial kita masih mengalami bentuk-bentuk penjajahan. Waktu kita sering dikendalikan oleh atasan kita, dan tanpa kita sadari, kita juga dijajah oleh keluarga kita sendiri.
Ibnu Asyur dalam karyanya Maqasid Syari'ah Al-Islamiyah mendefinisikan kemerdekaan sebagai kebalikan dari perbudakan, yaitu kondisi di mana seseorang terbebas dari perbudakan oleh orang lain. Namun, kenyataannya, praktik penjajahan atau perbudakan masih berlangsung hingga saat ini, yang dikenal dengan istilah perbudakan modern (modern slavery).
Beberapa bentuk praktik perbudakan yang masih terjadi hingga saat ini meliputi:
- Pemaksaan anak di bawah umur untuk bekerja (child labor).
- Eksploitasi anak untuk tujuan tertentu (membatasi hobi anak, menguras waktu bermain mereka).
- Pemaksaan pernikahan dini atau pernikahan yang diatur oleh orang tua.
- Mempekerjakan pekerja melebihi waktu yang ditentukan.
- Pemotongan gaji karyawan tanpa regulasi yang jelas.
- Pemberian hukuman tidak manusiawi kepada siswa yang melakukan kesalahan.
- Penyalahgunaan jabatan untuk menekan bawahan.
- Pembuatan regulasi tanpa mempertimbangkan kesejahteraan pekerja.
- Jual beli manusia dengan dalih penawaran pekerjaan.(Human Trafficking)
- Praktek nepotisme.
- Dan lain sebagainya.
Praktik-praktik tersebut mencerminkan adanya bentuk-bentuk baru perbudakan yang perlu ditangani secara serius untuk mencapai kemerdekaan yang sejati dalam aspek sosial.
Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita merdeka, sedangkan karyawan atau bawahan kita setiap harinya bekerja dengan penuh tekanan dan keterpaksaan? Selain itu, gaji mereka sering kali ditahan oleh mandor dan pihak lainnya. Seseorang bisa disebut sebagai penjajah ketka mencoba menghilangkan kebebasan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan untuk meraih kemerdekaan yang sesungguhnya masih belum selesai.
Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari berbagai malapetaka. aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H