Mohon tunggu...
Saini
Saini Mohon Tunggu... Dosen - Aktivis

Menulis adalah Jariyah Akhirat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Esensi Wukuf di Arafah yang Perlu Dipahami Jamaah Haji

15 Juni 2024   13:18 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari ini, Sabtu (15/6), jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan melaksanakan ritual utama haji yaitu wukuf di Arafah. Ritual ini dimulai saat matahari tergelincir hingga menjelang terbenam. Setelah mendengar khutbah wukuf dan melaksanakan salat Zuhur dan Asar yang dijamak, para jemaah beribadah kepada Allah SWT dengan berbagai cara seperti salat, berzikir, melantunkan kalimat salawat, dan bermunajat.

Momen ini sangat sakral karena jemaah haji diajak berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta di waktu dan tempat yang sangat mustajab. Prosesi wukuf disebut sebagai inti dari haji. "Al Hajju Arafah. Haji itu Arafah," kata pembimbing ibadah (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Prof Aswadi Syuhada.

Keutamaan wukuf tidak lepas dari makna mendalam yang terkandung di dalamnya. Pertama, wukuf adalah simbol kebulatan tekad manusia untuk menghentikan keburukan yang pernah dilakukan dan mengabadikan nilai kebaikan, seperti tanah subur yang ditanami hal-hal baik. Kedua, waktu pelaksanaan wukuf yang dimulai ba'da zawal memiliki makna bahwa sinar matahari seperti mata hati yang berusaha menghilangkan keburukan dan menumbuhkan kebaikan demi mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Prof Aswadi menjelaskan bahwa jika makna tersebut terwujud, tujuan utama wukuf sebagai puncak kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan akan tercapai, baik untuk diri sendiri, sesama, maupun alam semesta. Untuk kesempurnaan wukuf, selain mendekatkan diri kepada Allah, jemaah juga harus menghindari larangan wukuf seperti memotong tanaman di Arafah dan menyiksa hewan, sebagai latihan membentuk kesadaran diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun