Seorang trader yang dengan terpaksa jadi investor, datang menemui saya. Ia memperlihatkan portofolionya, seperti di atas!
Hehehe... kebakaran!
Jadi saya beri saran, ibarat warung kelontong, maksimal 5 saham saja, jika tangan gatal dan tak tahan untuk tidak buy, yah bolehlah tambah 1 saham lagi. Porsinya, 70% saham-saham bluechip, 20% saham lapis kedua dan sisanya 10% saham-saham gorengan.
Jangan kayak pasar Tanah abang!
Untungnya, dia tak menggunakan fasilitas margin dari sekuritas. Lihatlah potensial cash-nya. Masih ada 61,9 juta rupiah yang standby.
Dia mengaku, tak pernah menjual sahamnya dalam keadaan rugi. Jadi dia hanya menunggu sahamnya hijau baru langsung dia lepas.
"Yang penting untung, berapapun itu," katanya.
Weh, inilah intinya berbisnis saham. Sabar dan jangan pakai margin alias berutang pada sekuritas.
Akhirnya saya berkesimpulan, hebat ini teman saya.
ZT -Jakarta, 23 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H