Melepas Rifqi Nafiz untuk kembali ke kampusnya di Technische Hochschule Mittelhessen, Giessen, Jerman, siang ini, hati saya tersentuh juga. Empat tahun semenjak ia sekolah di Jerman, anak sulung saya ini baru dua kali balik ke Indonesia.
Hampir sebulan ia liburan di sini, dan ia harus kembali ke sana, sebab Senin depan ia sudah start kuliah.
Saya tanya, "kapan selesai kuliahnya?"
Ia menjawab, "paling cepat dua tahun lagi."
"Lantas?"
"Saya akan lanjut S2. Kalau bukan California, yah, Vancouver."
"Kenapa tidak lanjut saja di Jerman?" tanya saya lagi."Teknologi Sosial Media, jurusan saya sekarang, pusatnya di sana. Saya bisa kerja di Google atau di Facebook. Saya akan berusaha, Ayah. Doakan saya yah," tekadnya sembari mencium tangan saya dan mamanya di samping saya.
Saya cuma termangu-mangu. Saya doakan  cita-citamu terwujud, Anak Muda. Saya tertegun.
Sejenak kemudian ia telah melambaikan tangan.
ZT -Jakarta, 4 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H