Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lupakan "Kosong" di Makassar

17 Juni 2018   23:06 Diperbarui: 17 Juni 2018   23:21 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ribut-ribut soal kolom kosong di Makassar jelang Pemilihan Walikota secara langsung di Makassar pada 27 Juni 2018 mendatang, mengundang reaksi beberapa tokoh asal Makassar di Jakarta, yang secara kebetulan mudik dan menikmati liburan panjang lebaran di kampung halaman.

Salah satu di antara tokoh tersebut adalah Aidir Amin Daud, mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan yang telah bergabung dalam Komunitas Meja Bundar di Warkop Phoenam di kawasan Jalan Boulevard, Makassar, Minggu pagi 17 Juni 2018.

Aidir Amin Daud tengah Menikmati kopi khas Phoenam bersama beberapa tokoh seperti Wakil Walikota Makassar Syamsu Rizal. Ketua DPRD Kota Makassar Farouk M Beta, Ketua Komisi Informasi Publik Aswar Hasan, Mantan Sekretaris KPU Sulsel Annas GS dan pengusaha rumput laut Arman Arfah.

Menurut Aidir, Aparatur Sipil Negara (ASN) dilarang keras terlibat dalam kontestasi Pilkada. "Apalagi mengarahkan masyarakat pemilih dengan berbagai pengaruh dan ancaman serta kekuatan money politik,  menentukan suatu pilihan di tempat pemungutan suara nanti. Itu pelanggaran berat yang berujung penjara," katanya.

Termasuk Kepala Daerah dan Walikota, lanjut Aidir, janganlah sekali-kali mempengaruhi pejabatnya atau stafnya untuk mengarahkan pemilih di TPS. "Seperti di Makassar, lupakanlah yang kosong-kosong itu!" tandasnya.

ZT -Makassar, 17 Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun