Begitu tiba di Stasiun Paris Gare de Lyon, yang pertama saya lakukan adalah menyuruh Rifqi Nafiz, anak saya, untuk mereservasi tiketnya sendiri untuk rute Bruxelles Midi, terus ke Amsterdam,tanggal 2 Januari 2018 nanti.Â
Hanya dia yang belum reservasi, sementara kami berempat sudah reservasi semenjak dari Jakarta. Reservasi dari Paris Nord, tetap membayar 35 Euro.
Setelah itu,kami memutuskan untuk menggunakan Mtro de Paris, moda transfortasi massal sejenis kereta yang sangat terkenal dan menjadi andalan di kota Paris. Apalagi stasiun Metro ada di kawasan Gare de Lyon sendiri. Tinggal jalan kaki, sampai.Â
Stasiun terdekat untuk sampai di hotel F1 yang telah saya pesan lewat eDreams itu bernama Porte de Saint-Quen yang akan ditempuh sekiktar 32 menit dan sekali pindah jalur metro di Stasiun Saint Lazare. Di Stasiun Porte de Saint-Quen, harus jalan kaki sekitar 800 meter ke hotel tempat kami akan menginap selama tiga malam di kota mode ini.
Masalah kemudian muncul ketika berjalan menuju pemberhentian kereta. Koper yang besar-besar ukuran di atas 32 kilo, menjadi beban tersendiri karena stasiun Metro banyak  yang tidak dilengkapi eskalator atau lift. Jadi  harus melalui tangga.Â
Dengan Metro inipula kami menuju Eiffel menjelang gelap dan akan menikmati malam di sana sambil makan kebab.
Saya melirik kepada dua perempuan, istri dan adik bungsu saya. Sudah lama mereka ingin berfoto dengan latar belakang Menara Eiffel. Impian mereka pun tercapai.
ZT-Paris, 30 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H