Sebagai seorang yang setiap saat menyatroni pasar modal secara online, saya sesungguhnya sadar betul bahwa faktor utama yang paling berpengaruh saat saya menjual saham-saham yang saya miliki adalah ketika sudah untung.
Begitu banyak investor ataupun trader yang berpendapat bahwa pihak asing yang menguasai bursa saham kita adalah penggerak pasar yang dikenal sebagai bandar di kalangan akar rumput. Mereka beranggapan bahwa sang bandar menguasai informasi yang begitu luas dan tak terbatas sekaligus memiliki kepintaran tingkat tinggi. Apa yang terjadi kemudian adalah peminggiran fakta sederhana bahwa tujuan mereka membeli saham adalah untuk mencari keuntungan. Tak peduli apakah ekonomi sedang lesu, suku bunga naik, dan ada rumor macam-macam.
Saya yakin para bandar saham itu jarang memperhatikan laporan keuangan, fundamental perusahaan dan teori-teori persahaman yang begitu banyak bercokol di kepala. Saya pernah lama bergaul dengan seorang bandar dan saya anggap tukang goreng saham. Dia bilang, "Saya tak mau ambil pusing perusahaan itu untung atau tidak. Misalnya Telkom untungnya besar, belum tentu saya tetap menyimpannya dan tidak akan menjualnya. Apalagi harga saham itu terbang."
Saya tertegun mendengarnya.
"Kamu lihat dan perhatikan baik-baik, apa yang sedang saya lakukan saat ini. Tak perlu pusing mengulas apa yang telah saya lakukan yang lalu-lalu. Dan, tak usahlah pikirin apa yang akan saya perbuat di masa yang akan datang. Di bursa semua bisa terjadi. Duduk tenang, dan tradinglah!" katanya.
Saya langsung menyimpulkan; jika untung, segera jual!
ZT - Makassar, 21 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H