Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Status Perjalanan (1), Frankfurt

12 Maret 2018   18:16 Diperbarui: 14 September 2020   09:57 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sebelas tahun lebih baru saya mendarat lagi di bandara megah nan sangat luas ini. Frankfurt Airport. Tahun 2006 silam, belum sebesar ini saya rasa. Waktu itu ada beberapa bagian yang sedang dibangun, atau mungkin sedang direnov.

Juni 2006 silam, bersama sahabat Aidir Amin Daud dan sekitar 30 tokoh di berbagai bidang, kami mengikuti Pelatihan Internasional Hak Asasi Manusia di Strasbourg, Prancis. Sebuah program pendidikan singkat sekitar sebulan, hasil kerjasama Direktorat Jenderal HAM Depkumham RI dengan The International Institute of Human Rights, Prancis.

Hanya sekitar 3 jam naik bus dari Frankfurt ke Strasbourg. Sementara dari Paris ke Strasbourg dibutuhkan 4 jam naik kereta.

trip-25-frankfurt-5aa6b087bde5754c23570c42.jpg
trip-25-frankfurt-5aa6b087bde5754c23570c42.jpg
Saya mendarat di Frankfurt waktu itu pagi sekitar pukul 09.00 dengan menggunakan pesawat Lufthansa yang dua lantai itu. Kali ini saya bersama Amoez Thene, Asmah Tahir dan Yafi tiba dengan menggunakan Singapore Airlines yang sepi penumpang. Mungkin karena bertepatan malam Natal sehingga pesawat berbadan lebar itu hanya terisi kursinya tak sampai 20%.

Sebelas tahun yang lalu, ketika saya berada di Frankfurt ini, pas bertepatan pertandingan Piala Dunia 2006 antara Argentina melawan Belanda di stadion Frankfurt berkapasitas 45 ribu penonton.

Saya ingat, 22 Juni 2006 kala itu. Malam, dipenghujung musim semi.

Saya ingin sekali menonton kedua kesebesalan itu berlaga, tapi sungguh sangat tak mungkin karena tiketnya, mungkin telah habis terjual sejak setahun sebelumnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Maka Aidir Amin Daud saat itu bilang," Jika tidak bisa menonton langsung pertandinganya, cukup tembok stadionnya saja diraba-raba."

Betul, yang penting saat momen penting nonton bola itu, kita telah berada di stadionnya. Tak peduli di dalam menyaksikan langsung atau di luar menikmati layar lebar?

Yang jelas menit pertama usai pertandingan, semua sudah tahu, Argentina melawan Belanda hasilnya imbang, 0 - 0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun