Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Money

Waspada Investasi Bodong!

11 Maret 2018   11:07 Diperbarui: 11 Maret 2018   11:40 3252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Zainal Tahir

Seperti tak ada kapok-kapoknya kita ini. Setiap saat selalu saja ada penipu yang bekeliaran di sekitar kita. Sementara kita tak tahu, bahkan terlena dibuatnya. Nanti kita sudah jadi korban barulah kita menyadarinya.

Parahnya, kita sering jatuh ke lubang yang sama. Bahkan, banyak di antara kita sudah jatuh ketimpa tangga pula. Seperti yang terjadi pada Embun Pagi --sebut saja namanya begitu.

Sudah bertahun-tahun ia trading di pasar saham. Dengan modal Rp. 100 juta rupiah yang ia ambil dari kredit sebuah bank swasta. Sesekali ia menggunakan fasilitas margin yang ditawarkan sekuritas tempatnya membuka akun.

Tapi Embun Pagi tak puas dengan hasil tradingnya. Apalagi saham pilihannya tak pernah bangkit alias tidak likuid. Ia lalu menarik dananya dari sekuritas itu. Lalu ia mengalihkannya ke sebuah penawaran investasi berbasis website yang gencar berpromosi dengan menyebar SMS ke kontak person orang-orang, termasuk ke nomor Hp Embun Pagi.

Ia yakin dan percaya, bahwa dalam jangka beberapa bulan saja, uangnya bisa beranak pinak hingga miliaran rupiah. Seperti janji yang super menggiurkan dari perusahaan abal-abal bergenre money game itu. Gimana ia tak yakin sebegitu fanatiknya jikalau tawaran investasi itupun wara-wiri informasinya di media sosial?

Singkat cerita, dana Embun Pagi telah raib entah ke mana, perusahaan investasi itupun ternyata bodong. Sementara kredit di bank sudah berbulan-bulan tak dibayar.

Nasi sudah jadi bubur. Tapi kita tetap saja suka ditipu. Padahal pihak yang berwenang terutama  Otoritas Jasa Keuangan, selalu mengeluarkan daftar perusahaan investasi bodong, yang meminta kita untuk selalu berhati-hati sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Berarti ada nasabahnya. Banyak korbannya lagi. Yang saya mau bilang, bahwa sebagian kiat ini suka ditipu. Suka termakan oleh iming-iming investasi yang menggiurkan.

Maka waspadalah! Terutama kepada 57 entitas yang menawarkan investasi kepada masyarakat ini.

bodong-1-5aa4b121f133446c5049d273.png
bodong-1-5aa4b121f133446c5049d273.png
bodong-2-5aa4b144f133446780080672.png
bodong-2-5aa4b144f133446780080672.png
bodong-3-5aa4b1bdcbe5237b5b1c15e5.png
bodong-3-5aa4b1bdcbe5237b5b1c15e5.png
bodong-4-5aa4b0a1ab12ae3e552edd42.png
bodong-4-5aa4b0a1ab12ae3e552edd42.png
bodong-5-5aa4b21ecaf7db3a6c73b662.png
bodong-5-5aa4b21ecaf7db3a6c73b662.png
bodong-6-5aa4b233caf7db5e350de566.png
bodong-6-5aa4b233caf7db5e350de566.png
ZT -- Kemayoran, 11 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun