Mohon tunggu...
Zainal Tahir
Zainal Tahir Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi

Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Helm Tak Laku di Libo, Cina

2 Maret 2018   06:38 Diperbarui: 2 Maret 2018   07:44 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Janganlah berpikir bahwa kawasan yang nampak lengang dengan jalanan lebar nan sunyi, berlatar gedung apartemen menjulang ke langit ini berada di salah satu kota di Indonesia. Ini adalah salah satu sudut di sebuah kota kabupaten di Cina yang berjarak 4 jam penerbangan dari Beijing. Namanya Libo, bagian selatan provinsi Guizhou.

Makhfudz Sapp, teman saya yang kerap wara-wiri di kota-kota di Cina, hingga ke pedalaman Negeri Tirai Bambu itu,  telah mengubah pandangan saya tentang pedalaman Cina yang miskin dan padat penduduk layaknya film-film kunfu yang kerap  saya tonton. "Kotanya sudah mengarah ke nuansa kota-kota Eropah. Bersih dan nyaman dipandang mata," ujarnya

Ia berusaha mempengaruhi saya untuk setiap saat berkunjung ke Cina.

Kota kecil ini seluas Parepare,  di Provinsi Sulawesi Selatan. Namun jauh dari predikat sepadan, apalagi setara. Makassar tentu jauh lebih besar dibanding Libo. Namun jika disandingkan dengan parameter kemacetan, kekumuhan dan kepadatan penduduk, Makassar sebagai ibukota provinsi langsung terpuruk.

dok. pribadi
dok. pribadi
"Cuma helm tak laku di sini. Saya tak pernah lihat orang naik motor pakai helm. Orang sini kebanyakan pakai motor listrik," ungkapnya.

Foto yang menyertai tulisan ini,  mungkin motor pakai BBM.

ZT - Kemayoran, 2 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun