Impian adalah sesuatu yang sangat diinginkan. Ini dalam bentuk barang, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Beda dengan mimpi. Sebuah mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur. Turunannya, yah, bermimpi. Saya telah bermimpi artinya saya telah melihat atau mengalami sesuatu dalam mimpi ketika saya tidur tadi malam. Bermimpi bisa juga berarti berkhayal, atau berangan yang bukan-bukan.
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat ini, saya anggap punya impian besar jadi Presiden Republik Indonesia. Bukan impian kecil, apalagi bermimpi. Sekali lagi, Jadi Presiden Republik Indonesia!
Indikasinya, cukup dua alasan saya. Pertama, Anies pernah berupaya mewujudkan impiannya melalui konvensi Partai Demokrat. Kedua, ia begitu rajin blusukan ke daearah-daerah ketika menjabat jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang konon salah satu penyebab ia diganti gara-gara itu
Menjadi Presiden Republik Indonesia, Sungguh banyak orang yang punya impian seperti itu. Tapi baru 7 orang di negara yang berpenduduk lebih 262 juta jiwa ini, yang sukses meraih impian tersebut. Â Selebihnya cuma sebatas impian. Malah sudah begitu banyak orang yang hanya sekadar bermimpi. Yah, bermimpi saja!
Saya saja, sebagai manusia normal dan sehat yang sejak lahir dari, mulai dari orang tua, kakek, nenek hingga leluhur saya, telah bermukim di tanah tumpah darah saya ini, juga punya impian jadi presiden. Ah, anggap saja impian karena sesungguhnya saya kebanyakan bermimpi. Hahaha...
Gimana dengan Pak Gubernur Ibukota negera besar ini, yang punya kans mewujudkan impiannnya itu? Dan kansnya itu, sekali lagi saya pikir, cukup besar!
Percaya saya, jika bulan-bulan mendatang survei Anies Baswedan terus menanjak, kepopulerannya semakin mencorong, elektabilitasnya membengkak, saya yakin ia akan maju, dalam rangka meraih impiannya tersebut. Tak ada satupun yang bisa melarangnya kecuali Sang Pencipta alam semesta dengan segala isinya ini. Mungkin juga ada bendungan dari orang tua, keluarga dan orang yang telah amat berjasa dalam puncak karirnya hingga saat ini,untuk tidak mewujudkan impiannya tersebut.
Apalagi, jika bulan-bulan mendatang elektabilitas Anies Baswedan melambung kanan Prabowo --saya hindari istilah melambung kiri sebab konotasinya nggak baik, dan sedang injak gas mengejar Presiden Jokowi, maka saya akan bilang, "Bismillah, ayok, Pak Anes! Anda maju!"
Anies Baswedan tinggal memilih pasangan yang tepat dan layak sebagai calon wakilnya. Agus Harimurti Yudoyono atau Gatot Nurmantio yang paling tepat menurut saya. Atau kalau mau lebih spektakuler, ambil wakil Abraham Samad, pendekar anti korupsi asal Makassar. Jika salah satu di antaranya ia ambil sebagai pendampingnya, saya yakin jalan telah terbuka buat Anies Baswedan untuk mewujudkan impiannya, jadi Presiden Republik Indonesia ke-8. Walau jalan tersebut akan berliku-liku, melalui tanjakan tinggi, bahkan bisa-bisa melompati jurang yang dalam.
Tergantung siapa nanti bakal calon pendamping yang akan dipilih Jokowi dalam Pilpres 2019 yang akan datang.
Kalau sudah begitu, saya pikir Prabowo musti legowo, untuk siap-siap memposisiskan diri sebagai Wakil Presiden dari Jokowi 2019 nanti. Â Agar juga, Â impian Prabowo untuk menjadi presiden setelah Jokowi bisa berjalan mulus, hemat dengan gesekan di akar rumput terminimalisir, cenderung tak ada riak.