Sebentar, agak sore, saya akan beredar di kawasan Tanah Abang. Saya akan lewat di Jalan KH Wahid Hasyim. Dan, saya akan singgah di warung soto mie, sekaligus menikmati kue rangi lagi.
Saya sudah berkali-kali  singgah makan di Warung Soto Mie di jalur macet saban hari dekat  Pasar Tanah Abang itu. Tempatnya amat sederhana. Dari arah Sarinah, melewati perempatan padat MH Thamrin - KH Wahid Hasyim. Sangat jelas terlihat spanduknya yang sudah lusuh, jika merayap dari arah jalur alternatif Kampung Bali, melewati Pak Ogah yang membantu kendaraan memintas, belok kanan ke arah Metro Tanah Abang.
Usai melahap soto mie, saya tergoda sama aroma kue rangi yang sedang dibuat oleh abang yang duduk di sudut warung. Penasaran, saya langsung memesan dua porsi.
Rasanya gurih dan beraroma khas. Ia begitu  wangi di penciuman saya. Bentuknya mirip kue pancong atau bandros. Hanya saja ukurannya lebih tipis dan lebih garing.Â
Rangi atau dikenal juga dengan sagurangi merupakan salah satu makanan khas Betawi.
Sayangnya, kue sagurangi atau rangi mulai jarang ditemui di Jakarta. Banyaknya ragam jajanan asing menjadi alasan kue tradisional ini terlupakan. Tidak bisa dipungkiri keadaan itu, bahkan banyak di antara kita yang kurang tahu kalau dulu kue rangi merupakan jajanan favorit di Jakarta. Namun ditengah banyaknya jenis kue dengan berbagai cita rasa, kue rangi haruslah dilestarikan.
Harganya, sangat terjangkau.
Dan, enak!
ZT - Kemayoran, 28 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H