Bersama istri rencananya saya  mau menikmati malam minggu dengan agenda menonton ulang Dilan 1990. Kebetulan istri saya belum menyaksikan film garapan Fajar Bustomi yang diangkat dari novel bikinan Pidi Baiq tersebut. Namun, begitu sampai di lantai 8 Grand Indonesia, suasana begitu ramai dipadati pengunjung. Ternyata ada even promo film Indonesia berjudul Benyamin Biang Kerok.Â
Pemerannya aktor serba bisa, Reza Rahadian. Ia akan menjelma jadi Benyamin Pengki. Saya harus tonton ini film. Apalagi sutradaranya Hanung Bramantyo,tentu film ini bakal jadi tontonan menarik dan bakal mengocok perut.
Saya lihat, ada tiga studio --mungkin empat, di CGV yang akan menayangkannya. Bergegas saya ke loket untuk mendapatkan 2 lembar tiketnya. Antriannya lumayan padat. Begitu sampai giliran saya, ternyata sudah sold out semua studio. Oh, ini hanya gala premiere, yah? Resminya akan ditayangkan serentak di seluruh tanah air pada tanggal 1 Maret 2018.
Akhirnya saya beralih ke Samson. Di studio 3. Entah kenapa saya dan juga istri saya melupakan rencana awal, menonton Dilan 1990?
Padahal cerita Samson saya sudah hafal betul. Dulu ada film Samson and Delilah. Dirilis 1 April 1984. Dibintangi Antoni Hamilton dan Belinda Beuer yang cantik sebagai Delilah-nya. Kemudian ada drama sebanyak 2 episode pada tahun 1996 dengan pemeran Eric Thal sebagai Samson dan Delilah diperankan oleh Elizabeth Hurley. Bahkan tahun 1949 silam Samson and Delilah telah diputar di Amerika dan menjadi box office dengan menghasilkan 25,6 juta USD.
Tapi pada intinya, cerita Samson sejak zaman dulu hingga film Samson yang baru saja saya saksikan ini, tetap menceritakan seorang pelacur cantik bernama Delilah menggoda Samson, seorang prajurit pilihan Tuhan untuk menghancurkan orang Filistin, dengan tujuan untuk mengetahui rahasia kekuatannya dan menghancurkannya.Â
Di sini saya menggaris bawahi, bahwasanya sekuat apapun orang dalam berbagai hal, sehebat bagaimanapun dia, umumnya titik lemahnya ada pada seorang wanita.
Namun begitu, ada sepenggal adegan  yang nyangkut dibenak saya tentang Samson terbaru ini, ketika seorang Ibrani memohon di hadapan Pangeran Rallah, anak dari King Balek.
"Saya mohon belas kasihan, Tuanku,'' ujar orang tua Ibrani itu memohon belas kasihan.
"Dalam bentuk apa?" tanggap  Rallah.
"Kami kelaparan, sementara gandum kami layu di lumbung Anda, Tuanku."