Kutemukan bayangan Â
telapak tanganmu
di ujung sorot mataku
ketika engkau singgah
mengetuk pintu hatiku
Kudapati banyak garis di sana
pantulkan cahaya
terang benderang
berpencar dari ujung Â
sepuluh jemarimu
Kubisik rembulan
adakah ia kehilangan sepenggal cahanyanya?
kutanya sang bintang
mungkinkah ia ikhlaskan senoktah kerlipnya?
kudesak mentari
apakah ia pinjamkan sekeping sinarnnya?
hanya gelengan kepala jawabannya....
Kusimpulkan, engkau cahaya
untukku mungkin
atau untuk yang lain?
mungkin tidak
dari ujung jemarimu Â
telah berpendar begitu banyak cahaya
mengembara kemana-mana
dan, hanya satu yang nyangkut
di dasar jurang hatiku yang dingin
Kuraih segera
kuselimuti dengan sutera tebal berlapis wol
kuberi nama ia ; cahaya cinta
Jemarimu
pelakon tak berdaya
mungkinkah jemarimu
muara nuranimu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI