Mohon tunggu...
Zainal Mustofa Misri
Zainal Mustofa Misri Mohon Tunggu... Konten Kreator, Aktivis Sosial

Manusia biasa yang Ingin terus belajar dan berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Privatisasi Program Ketahanan Pangan dan Eksploitasi Lumbung Desa: Sebuah Tinjauan Kritis @KompasianaDESA

18 Maret 2025   00:20 Diperbarui: 18 Maret 2025   00:20 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi (Meta AI)

Pernahkah Anda menyaksikan budi daya ikan tawar, peternakan kambing dan kerbau, atau aset pertanian lainnya yang secara terang-terangan diprivatisasi dan ditempatkan di kediaman oknum kepala desa, anggota keluarganya, atau kroninya?

Pernahkah Anda menyaksikan antrean penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kantor kecamatan atau desa, di mana penerima yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria justru didominasi oleh keluarga, kerabat, dan kroni kepala desa?

Fenomena privatisasi aset program ketahanan pangan, seperti budi daya ikan tawar, peternakan kambing dan kerbau, serta peralatan pertanian, yang secara mencolok ditempatkan di kediaman oknum kepala desa dan kroninya, mengindikasikan adanya praktik korupsi yang sistematis.

Di balik gemerlap program ketahanan pangan nasional, tersembunyi ironi yang meresahkan. Praktik korupsi di tingkat desa, yang semula dianggap sebagai anomali kecil, kini bertransformasi menjadi gelombang besar yang mengancam kedaulatan pangan lokal.

Berbagai laporan investigasi dari lembaga kredibel dan pemberitaan media massa mengungkapkan bahwa program-program yang seharusnya menjadi jaring pengaman bagi masyarakat rentan, justru dimanipulasi menjadi lahan keuntungan pribadi bagi oknum kepala desa dan kelompoknya.

Gambar hanya ilustrasi (Meta AI)
Gambar hanya ilustrasi (Meta AI)

Data yang dirilis oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menunjukkan tren peningkatan alokasi dana desa untuk program ketahanan pangan dari tahun ke tahun. Namun, observasi lapangan mengungkap adanya disparitas signifikan antara alokasi dana dan realisasi program.

Dana yang seharusnya dialokasikan untuk pengadaan bibit unggul atau pengembangan infrastruktur pertanian, justru dialihkan ke rekening pribadi oknum kepala desa dan kroninya.

Modus Operandi: Diversifikasi Tindak Pidana Korupsi

Modus operandi yang teridentifikasi sangat beragam dan terstruktur. Program-program seperti peternakan kerbau, kambing, dan budi daya ikan air tawar, yang seharusnya menjadi pilar ekonomi lokal, secara terang-terangan diprivatisasi dan ditempatkan di kandang-kandang milik oknum kepala desa dan kroninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun