Sudah menjadi tradisi di negeri ini dan mungkin juga di seluruh dunia bahwa kebutuhan konsumsi di bulan Ramadhan bukannya menurun tetapi malah meningkat. Seperti halnya kebutuhan pokok, seperti beras, telur, dan minyak, tiga bahan pokok ini sudah dapat dipastikan akan mengalami kenaikan. Bagi orang yang mempunyai penghasilan lebih, hal ini mungkin bukan masalah serius, tetapi bagi orang yang hidup pas-pasan, tentu ini sangat memberatkan.
Hal ini sebenarnya menjadi tantangan bagi seluruh keluarga dan masyarakat untuk mencari solusi bersama memecahkan masalah tersebut. Di tengah sulitnya mencari lapangan pekerjaan, alangkah baiknya jika masyarakat bisa bekerja sama menemukan solusi bersama untuk memperkuat perekonomiannya masing-masing secara bersama-sama.
Mendirikan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk masing-masing desa agar masyarakat dapat mandiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus menekan harga pasaryang setiap tahun meningkat, tampaknya adalah salah satu solusi yang harus dicoba.
BUMDes sebenarnya bukanlah suatu hal baru lagi, tetapi program ini kembali digalakkan dan dikampanyekan oleh Menteri Desa Marwan Jafar agar setiap desa dapat mandiri dan bisa menyejahterakan masyarakatnya. Terlebih, anggaran dana desa yang turun setiap tahun memang salah satu tujuannya diprioritaskan untuk membentuk BUMDes. Seandainya BUMDes ini dapat berjalan optimal, sudah pasti program ini dapat menekan harga sembakodi bulan Ramadhan yang selalu melambung sekaligus dapat pula menekan harga pada bulan-bulan lainnya.
Untuk dapat mengoptimalkan kinerja BUMDes ini, tentu semua elemen masyarakat harus saling bekerja sama untuk mewujudkannya. Seandainya BUMDes ini dapat berjalan optimal, tentu bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat ini dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H