Mohon tunggu...
Zainal Ichwan
Zainal Ichwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Mahasiswa yang tertarik dengan segala hal

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ketergantungan Pasar Dunia Akan Dolar Amerika Serikat

29 Maret 2024   23:28 Diperbarui: 29 Maret 2024   23:34 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pernahkan kalian membeli barang dari luar negeri entah itu melaluli e-comerce seperti Alibaba ? jika kalian perhatikan transaksi yang terjadi didalam pasar dalam limgkup internasional maka mata uang yang dipergunakan adalah Dolar Amerika Serikat. Tidak hanya transaksi kecil seperti itu bahkan transaksi sekala besar seperi ekspor ataupun impor pastinya menggunakan mata uang dolar sebagai alat transaksinya, hal ini menunjukan adanya ketergantungan pasar dunia akan dolar.

Ketergantungan pasar dunia terhadap dolar merupakan salah satu fenomena yang mendominasi lanskap ekonomi global saat ini. Dalam konteks ekonomi politik internasional, dominasi dolar Amerika Serikat telah menciptakan pola interaksi yang kompleks antara negara-negara, lembaga keuangan, dan aktor ekonomi lainnya di seluruh dunia. Dolar telah menjadi mata uang cadangan utama bagi banyak negara dan lembaga keuangan internasional, dengan nilai dan stabilitasnya yang dianggap sebagai standar bagi perdagangan internasional, investasi, dan cadangan keuangan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam tentang bagaimana dominasi dolar ini terbentuk, faktor-faktor apa yang mendukungnya, dan dampak luasnya terhadap perekonomian global.

Pertama-tama, penting untuk memahami bagaimana dolar AS telah muncul sebagai mata uang dominan dalam ekonomi global. Sejarah ekonomi modern menandai puncaknya dengan Bretton Woods Agreement pada tahun 1944, di mana negara-negara yang berpartisipasi sepakat untuk menetapkan nilai tukar mata uang mereka terhadap dolar AS, yang pada gilirannya dipegang ke emas. Hal ini memberikan dolar AS kedudukan yang kuat sebagai mata uang utama dalam sistem moneter internasional. Meskipun Bretton Woods Agreement kemudian dibubarkan pada tahun 1971, dolar tetap memegang peranan dominan, dan era globalisasi pasca-Perang Dunia II semakin memperkuat posisinya sebagai mata uang resmi dunia.

Kekuatan ekonomi Amerika Serikat menjadi salah satu faktor utama yang mendukung dominasi dolar. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia, dengan pangsa besar dalam perdagangan internasional dan investasi asing, Amerika Serikat menawarkan stabilitas dan kepercayaan yang cukup bagi negara-negara dan lembaga keuangan untuk menggunakan dolar sebagai mata uang cadangan. Selain itu, Amerika Serikat memiliki institusi keuangan yang kuat, seperti Federal Reserve, yang mampu mengelola kebijakan moneter dan mengendalikan nilai dolar secara efektif.

Selanjutnya, pengaruh geopolitik juga memainkan peran penting dalam dominasi dolar. Amerika Serikat memiliki pengaruh politik yang luas di dunia, baik melalui aliansi militer maupun lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kebijakan luar negeri AS, termasuk sanksi ekonomi dan intervensi militer, dapat memiliki dampak langsung pada nilai dolar dan persepsi pasar terhadapnya. Selain itu, status AS sebagai kekuatan militer terbesar di dunia memberikan perlindungan bagi sistem keuangan global yang didenominasi oleh dolar.

Tidak hanya dari sisi ekonomi dan politik, tetapi juga dalam hal keuangan, dolar memainkan peran kunci dalam pasar global. Harga sebagian besar komoditas, termasuk minyak mentah, logam mulia, dan banyak lainnya, sering dikutip dalam dolar. Hal ini berarti bahwa negara-negara eksportir komoditas sangat tergantung pada nilai dolar untuk pendapatan mereka. Fluktuasi nilai dolar dapat memiliki dampak langsung pada kesejahteraan ekonomi negara-negara ini, dan seringkali memunculkan tantangan bagi kebijakan ekonomi mereka.

Namun, dengan dominasi dolar juga datang risiko dan tantangan. Salah satu risiko utama adalah risiko tukar, terutama bagi negara-negara yang sangat tergantung pada dolar untuk perdagangan internasional dan utang luar negeri mereka. Fluktuasi nilai dolar dapat mengganggu keseimbangan ekonomi mereka dan menyebabkan ketidakstabilan finansial. Selain itu, ketergantungan berlebihan pada dolar juga dapat mengurangi fleksibilitas kebijakan ekonomi negara-negara lain, karena mereka harus mengikuti kebijakan moneter AS untuk menjaga nilai tukar mata uang mereka tetap stabil.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah muncul upaya untuk mengurangi ketergantungan pasar dunia terhadap dolar. Beberapa negara dan lembaga keuangan telah mencoba untuk diversifikasi mata uang cadangan mereka, memperkuat peran mata uang regional atau menciptakan instrumen keuangan baru yang tidak tergantung pada dolar. Namun, upaya-upaya ini masih menghadapi banyak tantangan, dan dolar tetap menjadi mata uang dominan dalam perekonomian global saat ini.

Dalam kesimpulan, ketergantungan pasar dunia terhadap dolar mencerminkan dinamika kompleks dalam ekonomi politik internasional. Meskipun ada upaya untuk mengurangi ketergantungan ini, dominasi dolar tetap kuat dan memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian global. Penting bagi negara-negara dan lembaga keuangan untuk memahami tantangan dan risiko yang terkait dengan ketergantungan pada dolar, sambil mencari cara untuk memperkuat kedaulatan ekonomi mereka dan mempromosikan stabilitas sistem keuangan global secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun