Mohon tunggu...
Zainal Ichwan
Zainal Ichwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Mahasiswa yang tertarik dengan segala hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Global Value Chain (GVC): Salah Satu Bentuk Globalisasi Ekonomi Politik

21 Maret 2024   22:33 Diperbarui: 22 Maret 2024   00:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi banyak mempengaruhi sektor perekonomian dunia,  dimana orang-orang dengan mudah berhubungan dengan masyarkat dunia lain dan tentunya hal ini juga berlaku dalam sektor perdagangan, Globalisasi mempermudah sebuah negara untuk melalukan transaksi dengan negara lain demi mencapai tujuan dari negara tersebut akan tetapi hal ini juga memberikan dampak negatif seperti ketergantungan dari negara-negara berkembang atas komditas yang hanya dapat diproduksi oleh negara maju.

Salah satu bentuk dari Globalisasi Ekonomi adalah terbentuknya sebuah rantai keterikatan antarnegara yang bekerja sama dalam sebuah kesepatakan atau kerja sama dalam menghasilkan sebuah produk yang mana hal ini disebut sebagai Global Value Chain (GVC).

Global Value Chain (GVC) adalah fenomena penting dalam Ekonomi Politik Global yang mencerminkan bagaimana produksi barang dan jasa tersebar di berbagai negara di seluruh dunia. GVC menggambarkan serangkaian aktivitas produksi yang melibatkan berbagai tahapan, mulai dari riset dan pengembangan hingga distribusi dan pemasaran. Dalam GVC, setiap tahap produksi menambah nilai kepada produk akhir, yang kemudian disatukan dari berbagai negara.

Sejarah perkembangan Global Value Chain (GVC) mencerminkan evolusi kompleks dalam cara dunia memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Pada awal abad ke-20, produksi cenderung terpusat di dalam satu negara atau wilayah tertentu, dengan perusahaan mengontrol semua tahapan produksi secara internal. Namun, setelah Perang Dunia II, terjadi pergeseran menuju spesialisasi produksi dengan mulai munculnya konsep rantai pasokan global. Ini dipicu oleh meningkatnya perdagangan internasional dan keinginan perusahaan untuk memanfaatkan keunggulan komparatif di berbagai negara.

Perkembangan signifikan terjadi pada tahun 1970-an dan 1980-an dengan kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi serta liberalisasi perdagangan. Perusahaan-perusahaan mulai memindahkan lebih banyak tahap produksi mereka ke luar negeri untuk memanfaatkan biaya produksi yang lebih rendah dan akses ke pasar global yang lebih luas. Selanjutnya, pada era globalisasi pada tahun 1990-an dan 2000-an, GVC semakin memperkuat posisinya sebagai norma dalam ekonomi global.

Di abad ke-21, dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, koordinasi rantai pasokan global semakin membaik. Perusahaan-perusahaan kini tidak hanya berfokus pada pengurangan biaya produksi, tetapi juga pada pencarian keunggulan kompetitif melalui inovasi, desain produk, dan pelayanan pelanggan. Perubahan dinamis dalam teknologi, kebijakan perdagangan, dan geopolitik terus mempengaruhi evolusi GVC, menciptakan lanskap ekonomi global yang terus berubah dan menantang. Sehingga, GVC menjadi inti dari cara dunia berproduksi dan berdagang pada masa kini.

Komponen utama dari Global Value Chain (GVC) memberikan gambaran tentang kompleksitas interaksi antara berbagai tahap produksi dalam suatu rantai pasokan. Pendekatan upstream dan downstream mencerminkan dua aspek utama dari proses produksi yang tersebar di seluruh dunia. Di hulu, aktivitas seperti riset dan pengembangan menjadi fokus utama, di mana inovasi dan desain produk dimulai. Di sisi lain, di hilir, distribusi dan pemasaran menjadi pusat perhatian, di mana produk akhir mencapai konsumen akhir. Kemajuan teknologi telah memainkan peran kunci dalam memfasilitasi integrasi GVC dengan memungkinkan koordinasi yang lebih efisien antara berbagai tahap produksi, baik secara lokal maupun lintas batas. Selain itu, perubahan dalam perdagangan internasional, seperti peningkatan dalam perjanjian perdagangan bebas dan pengurangan hambatan perdagangan, telah membuka pintu bagi ekspansi rantai pasokan global. Perubahan struktural ekonomi, termasuk pertumbuhan sektor manufaktur di negara-negara berkembang dan perubahan dalam pola konsumsi global, juga telah mendorong perubahan dalam GVC. Peran negara dalam GVC sangat penting, karena kebijakan pemerintah, infrastruktur yang tersedia, dan kualitas tenaga kerja menjadi faktor penentu dalam menarik investasi asing dan mempengaruhi keterlibatan suatu negara dalam rantai pasokan global. Dengan demikian, GVC menjadi cermin dari interaksi kompleks antara faktor-faktor ekonomi, teknologi, dan kebijakan yang membentuk dinamika produksi global.

Global Value Chain (GVC) membawa sejumlah manfaat yang signifikan bagi perusahaan, negara, dan konsumen di seluruh dunia. Salah satu manfaat utama GVC adalah peningkatan efisiensi produksi. Dengan membagi-bagi produksi di berbagai lokasi di seluruh dunia, perusahaan dapat memanfaatkan keunggulan komparatif dan biaya tenaga kerja yang lebih murah, menghasilkan produk dengan biaya produksi yang lebih rendah. Selain itu, GVC juga memberikan akses pasar global yang lebih luas bagi perusahaan. Dengan terlibat dalam rantai pasokan global, perusahaan dapat mencapai konsumen di berbagai negara dengan lebih efektif, memperluas pangsa pasar mereka dan meningkatkan pendapatan. Selain itu, GVC juga memfasilitasi transfer teknologi antar negara. Dengan terlibat dalam rantai pasokan global, perusahaan dapat mengakses teknologi terbaru dan praktik terbaik dari berbagai sumber, mempercepat inovasi dan pengembangan produk.

Namun demikian, terdapat pula tantangan yang harus dihadapi dalam GVC. Salah satu tantangan utama adalah risiko ketergantungan pada pasokan dari negara lain. Ketika perusahaan terlalu tergantung pada pasokan dari satu atau beberapa negara, mereka menjadi rentan terhadap gangguan pasokan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti konflik politik, bencana alam, atau perubahan kebijakan perdagangan. Selain itu, ada juga ketidaksetaraan manfaat antara negara-negara yang terlibat dalam GVC. Meskipun GVC dapat memberikan manfaat ekonomi bagi negara-negara yang terlibat, manfaat tersebut tidak selalu didistribusikan secara merata di antara negara-negara tersebut, dengan negara-negara yang lebih kuat ekonominya cenderung mendapatkan manfaat yang lebih besar. Selain itu, ketidakpastian kebijakan perdagangan dan investasi juga menjadi tantangan dalam GVC. Perubahan dalam kebijakan perdagangan atau investasi di satu negara dapat memiliki dampak signifikan pada rantai pasokan global, mempengaruhi kestabilan operasi perusahaan dan aliran perdagangan internasional. Oleh karena itu, meskipun GVC membawa sejumlah manfaat, penting untuk mengatasi tantangan-tantangan ini untuk memastikan kelangsungan rantai pasokan global yang efisien dan stabil.

Implikasi Ekonomi Politik Global dari GVC sangatlah penting. Integrasi dalam GVC menciptakan ketergantungan ekonomi antarnegara yang saling terkait, memengaruhi negosiasi perjanjian perdagangan dan kebijakan investasi, serta meningkatkan ketidakpastian politik. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang GVC memungkinkan analisis yang lebih baik tentang hubungan kompleks antara kebijakan ekonomi dan politik suatu negara dengan dinamika ekonomi global yang semakin terintegrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun