Latar Belakang Perang Dingin
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, perkembangan alusista justru semakin pesat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tidak hanya dalam hal perakitan bom maupun hulu ledak, akan tetapi sejak ditemukannya nuklir sebagai salah satu energi yang memiliki daya yang dahsyat, negara-negara super power (Amerika dan Uni Soviet) berlomba-lomba mengembangkannya. Upaya ini dilakukan karena kekhawatiran satu sama lain.Â
Amerika Serikat menekankan pada kualitas persenjataan dan personil militernya, sedangkan Uni Soviet dari segi kuantitas. Persaingan ini lama-kelamaan memunculkan ketegangan di kedua belah pihak. Dari sinilah latar belakang lahirnya Perang Dingin.
Selain ketegangan militer, persaingan untuk memperluas ideologi juga turut memberikan pengaruh terhadap kemunculan Perang Dingin. Ketegangan mencuat antara Ideologi Liberalisme yang dimotori Amerika dengan Komunisme yang dimiliki Uni Soviet.Â
Ketegangan ini disebabkan karena masing-masing negara bersikukuh bahwa ideologi merekalah yang dianggap paling relevan digunakan untuk mengatur tatanan dunia. Mereka berlomba-lomba untuk menyebarkan paham ke negara-negara lain, terutama negara yang terbilang masih membutuhkan bantuan pasca Perang Dunia II. Pada akhirnya, perang regional juga ikut mencuat diakibatkan perbedaan ideologi tersebut.
Proses Terjadinya Perang Dingin
Berbeda dengan Perang Dunia I dan II, Perang Dingin tidak melakukan kontak senjata secara langsung. Perang Dingin menggunakan cara-cara, alat-alat, kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan alat-alat lain untuk mencapai kemenangan. Meskipun tidak melakukan konta senjata, akan tetapi perang militer sangat berpengaruh sebagai upaya mencegah dan berhati-hati tatkala mengambil keputusan ketika perang berlangsung.
Di dalam perang dingin, berbagai upaya dilakukan kedua negara untuk memaksimalkan power  dan membendung pengaruh lawan. Jangkauan Perang Dingin hampir menyentuh seluruh dunia, karena pada dasarnya perang ini lebih menitik beratkan pada perbedaan pandangan mengenai sistem dunia. Di satu sisi Uni oviet ingin menjamin keamanan nasionalnya dengan melebarkan ideologinya ke negara lain. Di sisi lain, Amerika justru tidak ingin Uni Soviet mempengaruhi negara lain, sehingga Amerika dengan gencar membuka hubungan politik dan militer di beberapa negara.
Masing-masing negara berusaha melakukan diplomasi ke negara lain dengan membawa sistem sosialis dan imperialis. Di samping melancarkan diplomasi, kedua belah pihak secara frontal memperkuat sistem senjata nuklir mereka. Hal ini dilakukan sebagai upaya menakuti dan mencegah peperangan ke tahap kontak langsung. Sehingga pada perang ini, kedua belah pihak sebisa mungkin meredam ketegangan masing-masing dan juga mengambil sikap dingin.