Kemunculan Babilonia Baru merupakan babak kedua dari peradaban Babilonia Lama. Memiliki letak gepolitik yang sama menjadikan Babilonia Baru disebut sebagai Babilon yang bangkit kembali. Meskipun sering disebut sebagai kerajaan yang ber-reingkarnasi, akan tetapi antara Babilonia lama dan baru sejatinya bukan berasal dari bangsa yang sama. Kerajaan Babilonia Lama didirikan oleh Bangsa Amoria, sedangkan Babilonia Baru dibangun oleh Bangsa Caldea setelahyang berhasil menyerang pusat kerajaan Assyiria di tahun 612 SM. Â
Di masa pemerintahan Nabopollasar, Babilonia Baru berhasil menyingkirkan eksistensi Assyiria di wilayah Mesopotamia. Babilonia Baru sejatinya meneruskan imperium yang ditinggalkan Babilonia Lama. Pada perkembangannya, Babilonia Baru menerapkan sistem negara kota sebagaimana yang diterapkan oleh Yunani Kuno. Pola pemerintahan ini diprakarsai oleh Nabopollasar.
Pada tahun 572 SM, terjadi perluasan wilayah Babilonia Baru yang dibarengi dengan perkembangan sektor agraris dan perdagangan. Masa ini dipimpin oleh Nebukatnezar II dan berhasil membawa Babilonia Baru di puncak peradaban. Pada masa Nebukatnezar II, kemajuan peradaban meliputi bidang ilmu astronomi, matematika, dan arsitektur. Masyarakat Babilonia Baru telah mengenal ilmu perhitungan bintang (ilmu falak). Beberapa bintang diberikan nama dengan nama-nama dewa yang mereka sembah. Para ahli perbintangan pada masa itu juga sudah bisa memperhitungkan kemunculan gerhana bulan dan gerhana matahari.
Selain itu Babilonia Baru telah membangun bendungan guna mengatur debit pengairan lahan dan mencegah terjadinya banjir bandang. Istana Taman Gantung yang megah pada waktu itu juga dibuat oleh Nebukatnezar II sebagai hadiah untuk istrinya. Selain Taman Gantung, bentuk kemajuan seni bangunan yang dimiliki Babilonia Baru adalah didirikannya Menara Babel. Selain untuk memperindah kawasan kota, menara setinggi 90 meter ini dibuat sebagai mercusuar agar para pedagang lebih mudah mengetahui letak pusat kota Babilonia.
Pada tahun 556 SM, Babilonia Baru dipimpin oleh Nabondius. Kediktatorannya dalam memerintah membuat ia tidak disukai rakyat. Ia juga kerap menindas bangsawan yang berhaluan politik dengannya. Setelah 17 tahun memerintah, tepatnya di tahun 539 SM ia digantikan oleh anaknya untuk menjalankan roda pemerintahan. Belsyar (anak dari Nabondius) merupakan salah satu prajurit yang handal berperang akan tetapi kurang ahli dalam berpolitik.
Bersamaan dengan pemerintahan Belsyar, di daerah timur tepatnya wilayah Persia muncullah kekaisaran Akhemenia. Koresh Agung yang haus kekuasaan kala itu mengerahkan pasukan Akhemenia untuk menyerang Babilonia Baru pada tahun 539 SM. Pemerintahan yang lemah akhirnya memudahkan Akhemenia meruntuhkan Kerajaan Babilonia Baru. Mulai saat itu, bangsa Caldea yang menguasai Mesopotamia meredup keberadaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H