Secara singkat, teori Path-Goal dirancang untuk menjelaskan bagaimana seorang pemimpin dapat membantu para pengikut/bawahan mencapai tujuan mereka dengan memilih perilaku tertentu yang paling cocok dengan kebutuhan pengikut/bawahan dan situasi di mana mereka bekerja. Dengan memilih gaya yang sesuai, pemimpin dapat meningkatkan harapan kesuksesan dan kepuasan para pengikut/bawahan (Northouse, 2016).
Dalam kepemimpinan teori Path-Goal merupakan kerangka kerja yang digunakan dalam studi tentang kepemimpinan untuk memahami bagaimana pemimpin dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan bawahan mereka. Teori ini dikembangkan oleh Robert J. House pada tahun 1971.
Teori Path-Goal mempunyai prinsip utama, bahwa seorang pemimpin bertanggung jawab untuk membantu bawahannya mencapai tujuan mereka dengan mengidentifikasi jalan atau "path" yang dapat membantu mereka mencapai kesuksesan. Dalam hal ini, pemimpin berfungsi sebagai pemandu yang membantu bawahan melewati rintangan dan mencapai tujuan mereka.
Teori Path-Goal memiliki komponen-komponen utama yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
1. Perilaku Pemimpin (Leader Behaviors)
Meskipun banyak sekali gaya kepemimpinan yang berbeda, namun, hingga saat ini pendekatan Path-Goal sendiri telah menguji model kepemimpinan yang bersifat Directive, Supportive, Parcitipative, dan Achievement-Oriented, yang telah menjadi gaya kepemimpinan utama dalam teori Path-Goal (Northouse, 2016).
- Directive Leadership (Kepemimpinan Direktif).Â
- Pemimpin memberikan petunjuk yang jelas dan menguraikan tugas yang harus dilakukan. Pemimpin pada gaya kepemimpinan ini menetapkan standar kinerja yang jelas dan menjelaskan aturan dan regulasi kepada para bawahan. Ini cocok digunakan dalam situasi di mana bawahan memerlukan arahan yang jelas.
- Supportive Leadership (Kepemimpinan yang Memberikan Dukungan).
- Pemimpin memberikan dukungan emosional dan mendukung kebutuhan psikologis bawahannya. Pemimpin pada gaya kepemimpinan ini menggunakan perilaku yang mendukung dan berusaha membuat lingkungan kerja menjadi menyenangkan bagi para bawahan. Selain itu, pemimpin pada model ini memperlakukan para bawahan sebagai sesama dan memberikan mereka penghormatan atas status mereka. Gaya kepemimpinan ini sesuai untuk situasi di mana bawahan memerlukan dukungan dan motivasi.
- Participative Leadership (Kepemimpinan Partisipatif).
- Pemimpin melibatkan bawahannya dalam pengambilan keputusan. Pemimpin pada model melibatkan adanya dialog, diskusi, dan menanyakan pendapat dari para bawahannya, lalu mengintegrasikannya kedalam sebuah keputusan organisasi. Pemimpin  Ini cocok untuk situasi di mana bawahan ingin berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.Â
- Achievement-Oriented Leadership (Kepemimpinan Berorientasi Pencapaian).
- Kepemimpinan pada model ini ditandai oleh seorang pemimpin yang menantang (challenges) para bawahan untuk melakukan pekerjaan pada tingkat setinggi mungkin. Pemimpin pada model ini menetapkan standar keunggulan yang tinggi bagi para bawahan dan mencari perbaikan berkelanjutan. Selain mengharapkan banyak dari para bawahan, pemimpin pada model ini menunjukkan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa para bawahan mampu menetapkan dan mencapai tujuan yang menantang.
2. Karakteristik Pengikut/Bawahan (Follower Characterisctics)
Karakteristik pengikut/bawahan memengaruhi bagaimana perilaku seorang pemimpin diinterpretasikan oleh para pengikut/bawahan dalam situasi kerja tertentu. Para peneliti yang melakukan study pada teori kepemimpinan ini berfokus kepada kebutuhan para pengikut/bawahan akan afiliasi, preferensi mereka terhadap struktur, keinginan untuk memiliki kontrol, dan pandangan mereka terhadap tingkat kemampuan dalam menyelesaikan tugas. Karakteristik ini bersama dengan karakteristik lainnya, memengaruhi sejauh mana perilaku seorang pemimpin menjadi sumber kepuasan langsung bagi para pengikut/bawahan atau menjadi alat yang membantu mereka mencapai kepuasan di masa mendatang.
Teori Path-Goal memperkirakan bahwa para pengikut/bawahan yang memiliki kebutuhan afiliasi yang kuat lebih suka memiliki pemimpin yang memberikan dukungan karena kepemimpinan yang bersikap ramah dan peduli menjadi sumber kepuasan bagi mereka. Bagi pengikut/bawahan yang bersifat dogmatis dan otoriter dan harus bekerja dalam situasi yang penuh ketidakpastian, teori Path-Goal menyarankan kepemimpinan yang bersifat direktif, karena, itu memberikan struktur psikologis dan kejelasan tugas. Kepemimpinan yang bersifat direktif membantu pengikut/bawahan ini dengan menjelaskan jalur menuju tujuan, sehingga membuatnya terhindar dari ambiguitas. Tipe pengikut/bawahan yang bersifat otoriter merasa lebih nyaman ketika pemimpin memberikan rasa kepastian yang lebih besar dalam lingkungan kerja.
3. Karakteristik Tugas (Task Characteristics)