Mohon tunggu...
Zainal Fauzi
Zainal Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi S1 Universitas Mercu Buana

Zainal Fauzi | 46122120042 | Fakultas Psikologi | Universitas Mercu Buana | Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak | MK Kewirausahaan 1 -"Berada dalam proses untuk mencapai pemahaman mendalam tentang pikiran manusia melalui teori serta metode dari sudut pandang Psikologi"-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K1_Socrates, dan Teori Johari Window Dikaitkan dengan Bakat Bisnis

23 September 2023   23:30 Diperbarui: 23 September 2023   23:32 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zainal Fauzi for Kewirausahaan 1/dokpri

Socrates adalah salah satu filsuf Yunani kuno yang paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Dia hidup pada abad ke-5 SM di Athena, Yunani, dan pengajaran serta filsafatnya telah menjadi dasar pemikiran bagi banyak filsuf selanjutnya. Salah satu dari pemikiran Socrates adalah "Know Thyself". Frasa ini adalah inti dari filsafat Socrates. Dia percaya bahwa pemahaman diri adalah langkah awal dalam mencapai kebijaksanaan. Dengan menggali pengetahuan tentang diri mereka sendiri, orang dapat memahami kebaikan, keburukan, dan batasan mereka.

Dalam perjalanan panjang penemuan diri, kita sering kali dihadapkan dengan pertanyaan fundamental: "Siapakah diri saya sebenarnya?" Pernyataan bijak Socrates, "Know Thyself" (Kenali Diri Sendiri), telah menjadi landasan filosofi pribadi dan pengembangan diri. Namun, apa artinya benar-benar mengenal diri sendiri, dan bagaimana kita dapat mencapainya?

Seiring dengan pemikiran Socrates tentang "Know Thyself," konsep Jendela Johari merupakan alat modern yang digunakan untuk membantu individu memahami diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain. Dikembangkan oleh dua psikolog, Joseph Luft dan Harry Ingham, Jendela Johari adalah model yang menggambarkan bagaimana informasi tentang diri kita dapat dikelompokkan menjadi empat kuadran: Area Terbuka (Open Area), Area Tersembunyi (Hidden Area), Area Tertutup/Buta (Blind Area), dan Area Tidak Diketahui (Unknown Area). Dengan metode ini, seorang akan dapat menjelajahi bagaimana konsep ini membantu untuk menggali lebih dalam pemahaman diri, memahami cara kita memengaruhi orang lain, dan tentunya bagaimana hal ini berhubungan dengan pengembangan bakat bisnis.

Pada artikel pribadi ini saya akan berusaha melakukan sebuah eksplorasi kedalam pikiran saya melalui refleksi diri, introspeksi, serta kontemplasi. Dalam artikel ini juga, saya akan berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana pemikiran Socrates dan konsep Jendela Johari membantu saya memahami diri sendiri lebih baik. Lebih dari itu, kita akan melihat bagaimana pemahaman diri ini berperan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan bakat-bakat bisnis yang krusial.

Melalui konsep "Know Thyself" Socrates, saya akan mencoba untuk membagi hasil pengenalan diri saya kedalam 6 poin utama, sebagai berikut:

  • Instrospeksi. Saya secara rutin melakukan introspeksi diri untuk memahami perasaan, pemikiran, dan motivasi pribadi saya. Ini membantu saya dalam mengenali area di mana saya perlu tumbuh dan berkembang, baik dalam studi maupun pekerjaan. Saya sering bertanya pada diri sendiri, "Apa yang membuat saya bersemangat?" dan "Apa yang membuat saya merasa terpenuhi?" Hasil introspeksi ini membantu saya memahami minat dan nilai-nilai pribadi saya.
  • Pengembangan Diri. Saya sangat peduli tentang pengembangan diri berkelanjutan. Selama kuliah, saya berusaha untuk selalu  aktif mencari peluang untuk mengembangkan keterampilan baru, seperti keterampilan pemecahan masalah, komunikasi, dan berpikir kritis. Di tempat kerja, saya memanfaatkan pelatihan dan kursus yang ditawarkan untuk meningkatkan kemampuan profesional saya.
  • Kemampuan mengatasi tantangan. Saya menganggap setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh. Ketika saya menghadapi kesulitan dalam pelajaran atau pekerjaan, saya tidak langsung menyerah. Sebaliknya, saya berusaha untuk memecahkan masalah dengan meminta bantuan teman sekelas atau kolega, mencari sumber daya tambahan, dan belajar dari pengalaman tersebut. Saya percaya bahwa mengatasi tantangan adalah salah satu cara terbaik untuk mengembangkan diri.
  • Kejujuran dan Integritas. Dalam perjalanannya, saya selalu menganggap kejujuran dan integritas sebagai prinsip penting dalam hidup seorang mahasiswa maupun seorang pekerja. Saya selalu berusaha untuk berperilaku dengan integritas di lingkungan akademik dan profesional. Saya percaya bahwa integritas adalah fondasi yang kuat untuk membangun reputasi yang baik.
  • Hubungan Sosial. Saya menyadari pentingnya hubungan sosial dalam hidup saya. Saya berusaha untuk membangun hubungan yang positif dengan teman sekelas dan kolega, karena saya percaya bahwa kerjasama yang baik akan mendukung pertumbuhan saya.
  • Pertumbuhan dan Perkembangan Berkelanjutan. Saya melihat diri saya sebagai seseorang yang selalu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Saya selalu mencari peluang untuk memperluas pengetahuan saya, baik melalui belajar di kelas, membaca buku, atau mengikuti seminar. Saya juga berkomitmen untuk terus mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan saya, sehingga saya dapat mencapai tujuan karier saya.

Pemahaman diri sendiri yang saya kembangkan melalui konsep "Know Thyself" dari Socrates telah membantu saya menjadi lebih sadar akan bagaimana saya memahami diri saya sendiri dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini juga membuka pintu untuk menerapkan prinsip-prinsip konsep Jendela Johari dalam eksplorasi diri saya lebih lanjut. Maka dari itu, untuk selanjutnya saya ingin berbagi dengan Anda bagaimana eksplorasi diri melalui konsep Jendela Johari membantu saya memperluas wawasan tentang aspek-aspek yang lebih tersembunyi dalam diri saya, dimana dibagi dalam 4 kuadran, sebagai berikut:

  • Open Area/Open Self. Pada kuadran ini pada konsep Johari Window adalah kuadran dimana berisikan informasi baik yang seorang pribadi dan orang lain tahu. Dalam konteks bisnis, saya mempunyai keterampilan dalam presentasi dan berbicara didepan umum, dan semua rekan kerja saya juga mengetahui hal tersebut, dibuktikan dengan kepercayaan baik rekan kerja maupun atasan yang sering kali memberikan tanggung jawab tersebut kepada saya. Walaupun keterampilan tersebut bukanlah hal yang natural untuk saya, namun, dengan banyaknya pengalaman-pengalaman berbicara di depan umum, hal tersebut telah menjadi sebuah identitas baru yang baik saya maupun orang lain akui.
  • Blind Area/Blind Self. Kuadran ini berisikan informasi tentang diri individu yang tidak mereka sadari, maka dari itu pada kuadran ini saya mencoba mengumpulkan opini-opini dari orang terdekat saya, dimana banyak pendapat mereka membahas tentang keterampilan berbicara di depan umum yang saya miliki, serta keterampilan untuk menjelaskan sesuatu yang bersifat teknis dengan baik. Namun ternyata, ada hal yang saya baru mendengar bahwa menurut pandangan beberapa orang, saya tidak memiliki motivasi yang stabil dan cenderung skeptis apabila dihadapkan dengan suatu masalah yang dari awal sudah saya anggap sebagai suatu masalah yang cukup besar.
  • Hidden Area/Hidden Self. Kuadran ini berisikan informasi tentang diri individu yang hanya diketahui oleh diri mereka sendiri. Apabila dikaitkan dengan konteks pekerjaan yang saya lakukan sebagai seorang yang tergabung pada divisi Busdevres suatu perusahaan EPC, sering kali saya merasa tidak adanya gairah yang sama dengan kolega-kolega saya. Saya rasa, saya tidak memiliki passion pada industri tersebut. Walaupun saya tetap berusaha untuk mengikuti pace dari kolega-kolega saya, akan tetapi saya tak pernah membeberkan bahwa saya tidak memiliki passion yang sama dengan mereka.
  • Unknown Area/Unknown Self. Pada kuadran ini berisikan informasi yang baik individu atau orang lain tidak ketahui. Maka dari itu, dengan adanya refleksi diri, serta adanya dialog dengan orang lain, saya merasa bahwa ada suatu potensi yang belum saya ketahui pada diri saya apabila model bisnis yang saya lakukan dapat sesuai dengan passion yang saya rasakan. Saya rasa keterampilan yang sudah ada dalam diri saya, dapat lebih berkembang pada industri yang sesuai.

Dalam mengakhiri artikel ini, pemahaman diri saya melalui pemikiran Socrates, "Know Thyself," dan penerapan metode Jendela Johari telah membawa pencerahan yang berharga. Saya yakin bahwa dengan lebih memahami diri sendiri, saya dapat mengidentifikasi dan mengembangkan bakat-bakat bisnis yang potensial. Selain itu, pemahaman diri juga memainkan peran penting dalam kemampuan saya untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain, sebuah keterampilan yang tak ternilai dalam dunia bisnis. Semakin kita mengenal diri kita sendiri, semakin besar potensi kita untuk meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis. Oleh karena itu, saya mendorong Anda semua untuk terus menjelajahi diri sendiri, seperti yang telah saya lakukan, dan memanfaatkan pengetahuan ini untuk mencapai puncak potensi Anda dalam dunia bisnis dan kehidupan secara keseluruhan.

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun