Mohon tunggu...
Zainaldi Maulana
Zainaldi Maulana Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Nama : Zainaldi Maulana Hobby : VIDIO GRAPHER, MENULIS TTL : sidomulyo 12 Januari 1999

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perilaku Masyarakat terhadap Pemberitaan Covid -19 di Media Sosial

18 Agustus 2020   08:24 Diperbarui: 18 Agustus 2020   08:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun 2020 ini umat manusia diseluruh dunia digoncang dengan pandemi Virus Corona (Covid-19) yang membuat kepanikan dimana-mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia. 

Untuk di Indonesia sendiri pemerintah telah memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah ini agar berjalan efektif dan efisien. 

Tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengindahkan himbauan ini. Pengarus pemberitaan yang ada di media sosial yang terus simpang siur membuat masyarakat semakin bosan mendengar himbauan-himbauan pemerintah. 

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa mengapa sebagian masyarakat memunculkan perilaku tersebut.

Masyarakat merupakan manusia yang senantiasa berhubungan (berinteraksi) dengan manusia lain dalam suatu kelompok. Kehidupan masyarakat yang selalu berubah (dinamis) merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, sebuah keniscayaan manusia bisa hidup secara individual dalam lingkungannya.

 Kehadiran media dengan segala kelebihannya telah menjadi bagian hidup manusia. Perkembangan zaman menghasilkan beragam media, salah satunya media sosial. Media sosial merupakan media di internet yang memungkinkan pengguna untuk mewakilkan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Media sosial merupakan media digital tempat realitas sosial terjadi dan ruang-waktu para penggunanya berinteraksi. Nilai-nilai yang ada di masyarakat maupun komunitas juga muncul bisa dalam bentuk yang sama atau berbeda di internet.

Media dan masyarakat merupakan dua hal yang tak terpisahkan, ibarat ikan dan air. Karena itu, memisahkan media dari masyarakatnya, sama halnya dengan memisahkan ikan dari air. Hal ini tidaklah berarti masyarakat dapat mengontrol media secara otoriter, tetapi dimaksudkan untuk menggambarkan keberadaan media tidak dapat dipisahkan dari masyarakatnya. Media sebagai bagian teknologi komunikasi dengan segala potensi pemanfaatannya, hanyalah salah satu bagian dari satu sistem yang ikut berperan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Dengan segala kemajuannya yang spektakuler dewasa ini, media telah dimanfaatkan sedemikian rupa untuk melayani kepentingan dan kebutuhan hidup umat manusia. Sayangnya, kemajuan media terkadang terlampau cepat dibanding laju kemajuan

masyarakat.

Sehingga, respon sebagian masyarakat terkadang sudah kadaluarsa berhadapan dengan kemajuan media. Semakin modern suatu masyarakat semakin kompleks pula sistem komunikasinya, seperti juga semakin rumitnya interaksi sosial di dalamnya. Salah satu ciri masyarakat modern ialah meningkatnya urbanisasi dan penyingkapan masyarakat kepada media massa (media exposure). Salah satu variabel atau faktor yang menonjol dalam masyarakat yang sistem komunikasinya sudah canggih adalah peranan media massa.

1 Pengertian Perilaku

Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luarKomunikasi mencakup pengertian yang luas dari sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, juga merupakan sebentuk komunikasi.

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Dan dapat di katakan sebagai interaksi dan Komunikasi. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan oleh seseorang kepada satu atau lebih penerima yang dimaksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerimanya. Dalam setiap komunikasi setidaknya dua orang saling mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu. Lambang-lambang tersebut bisa bersifat verbal berupa kata-kata, atau bersifat non verbal berupa ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerak tubuh atau interaksi.

Paradigma Lasswel menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yaitu: komunikator, pesan, media, komunikan, efek. Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh kominkator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2. Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut "society" asal kata "sociuc" yang berarti kawan. Adapun kata "Masyarakat" berasal dari bahasa Arab yaitu "syirik" yang berarti bergaul atau dalam bahasa ilmiahnya interaksi. Adanya saling bergaul itu tentu karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perorangan, melainkan oleh unsure-unsur kekuatan lain. Arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan social maupun ikatan-ikatan kasih saying yang erat. Kata masyarakat hanya terdapat dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Malaysia. Kemudian diapdosi ke dalam bahasa Indonesia yang artinya berhubungan dan pembentukan suatu kelompok atau golongan.

Masyarakat menurut Para Ahli Sosiologi adalah sebagai berikut :

Mac Iver dan Page mendefenisikan masyarakat merupakan jalinan hubungan social dan selalu berubah.

Koentjaraningrat mendefenisikan masyarakat adalah kesatuan hidup makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat tertentu.

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut masyarakat adalah tempat orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

Dalam pengertian lain masyarakat atau disebut community (masyarakat setempat) adalah warga desa, sebuah kota, suku, atau suatu Negara. Apabila suatu kelompok itu baik, besar maupun kecil, hidup bersama, memenuhi kepentingan-kepentingan hidup bersama, maka disebut masyarakat setempat.

Dapat diseimpulkan bahwa masyarakat adalah satu kesatuan manusia (social) yang hidup dalam suatu tempat dan saling bergaul (interaksi) antara satu dengan yang lain, sehingga memunculkan suatu aturan (adat/norma) baik secara tertulis maupun tidak tertulis dan membuat suatu kebudayaan.

  

3.Definisi Berita

 Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa. Sebuah contoh klasik, "seekor anjing menggigit manusia, itu biasa, tetapi manusia menggigit seekor anjing itu, itu baru berita.

 Walaupun contoh di atas terkesan mengada ada namun makna penting dari contoh di atas ialah suatu fakta yang biasa-biasa saja atau sesuatu yang sudah lumrah terjadi kurang menarik perhatian orang pembaca, penonton atau pendengar.

Ada pula sebuah pernyataan sederhana yaitu, sebuah berita sudah pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu memiliki unsur-unsur yang mempunyai 'Nilai Berita' atau nilai jurnalistik dan disebarluaskan kepada khalayak.

Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri.

W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa berita adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru. Berita juga dapat didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna, yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka (Helena, 2007: 25).

Sementara itu menurut Masri (2008: 58), berita adalah:

1.      Suatu peristiwa atau kejadian yang tidak lazim (luar biasa)

2.      Peristiwa yang biasa, namun dilakukan atau dialami orang yang tidak biasa

3.      Suatu peristiwa yang tampak paradoksal (bertentangan)

4.      Hal biasa, namun tidak mencelikkan mata banyak orang

5.      Sesuatu yang penting

6.      Sesuatu yang genting

7.      Sesuatu yang menyentak

8.      sesuatu yang menyenangkan

9.      sesuatu yang membahayakan

10.  sesuatu tragedi yang menyentuh rasa kemanusiaan

11.  dan lain-lain yang dianggap perlu diketahui, yang menarik, dan berkaitan dengan kepentingan pembaca.

Jadi dapat dikatakan bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita. Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita, yang disebut berita adalah laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah peristiwa tidak akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.

Dari beberapa definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut, yakni :

1.      Laporan

2.       Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting

3.      Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)

4 Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat

Dalam interaksi Sosial , individu beraksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama , serta faktor emosi dalam individu.

Karakter masyarakat merupakan kelompok kehidupan yang sangat komplek dengan berbagai kemungkinan yang mempengaruhinya, sehingga wajar ketika kharakter masyarakat terbentuk karena terjadi singgungan dalam kehidupan masyarakat.

Murtadha Mutahhari menerangkan bahwa masalah dinamika sejarah dan faktor-faktor penggerak yang menyebabkan gerak maju masyarakat biasanya dirumuskan dalam suatu cara terungkap sebagai pemikiran tertentu.

Manusia selalu memiliki rasa untuk hidup berkelompok akibat dari keadaan lingkungan yang selalu berubah atau dinamis. Perubahan-perubahan tersebut memaksa manusia memakai akal, kreaktivitas, perasaan serta daya tahanannya untuk menghadapinya seperti dalam kondisi suhu udara dingin membutuhkan jaket yang dibuat di tukang jahit, dalam kondisi lapar seseorang pergi ke warung untuk mencari makan.

Interaksi yang berlangsung selama hidup manusia menimbulkan sebuah kontak dan komunikasi social, dimana kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari jika dua orang manusia bertemu. Kontak social terjadi jika seseorang atau beberapa orang melakukan hubungan dengan orang lain dan tidak harus berhungan secara langsung atau fisik.

Cara yang baik untuk mengerti tentang masyarakat adalah dengan menelaah cirri-ciri pokok dari masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia. Maka masyarakat itu mempunyai cirri-ciri pokok , yaitu :

Manusia yang hidup bersama

Secara teoritis, jumlah manusia yang hidup bersama itu ada dua orang. di dalam ilmu-ilmu sosial,  khususnya sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan bebrapa jumlah manusia yang harus ada.

Bergaul selama jangka waktu cukup lama.

Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari satu kesatuan.

Defenisi Media Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaan memiliki arti proses, cara perbuatan memakai sesuatu, atau pemakaian.  Penggunaan merupakan kegiatan dalam menggunakan atau memakai sesuatu seperti sarana atau barang. Menurut Ardianto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa, tingkat penggunaan media dapat dilihat dari frekuensi dan durasi dari penggunaan media tersebut.

 Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. 

Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, rating, dan bookmark sosial. 

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: proyek kolaborasi (misalnya, wikipedia), blog dan microblogs (misalnya, twitter), komunitas konten (misalnya, youtube), situs jaringan sosial (misalnya facebook, instagram), virtual game (misalnya world of warcraft), dan virtual social (misalnya, second life).

Menurut Shirky media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja sama (to co-operate) diantara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada diluar kerangka institusional meupun organisasi. Media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri.

Media sosial/ social media atau yang dikenal juga dengan jejaring sosial merupakan bagian dari media baru. Jelas kiranya bahwa muatan interaktif dalam media baru sangatlah tinggi. Me-dia sosial, dikutip dari Wikipedia, didefinisikan sebagai sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Ardianto dalam buku Komunikasi 2.0 mengungkapkan, bahwa media sosial online, disebut jejaring sosial online bukan media massa online karena media sosial memiliki kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini publik yang berkembang di masyarakat. 

Penggalangan dukungan atau gerakan massa bisa terbentuk karena kekuatan media online karena apa yang ada di dalam media sosial, terbukti mampu membentuk opini, sikap dan perilaku publik atau masyarakat. 

Fenomena me-dia sosial ini bisa dilihat dari kasus Prita Mulyasari versus Rumah Sakit Omni International. Inilah alasan mengapa media ini disebut media sosial bukan media massa.

 Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain facebook, myspace, plurk, twitter, dan instagram.

Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Media modern seringkali dipandang sebagai perantara antara satu "dunia" dan audiens. Tetapi bagi Branston, media tidak dapat diasumsikan secara seperti itu, sebagai saluran komunikasi sederhana, hanya sebagai "jendela-jendela atas dunia". Ini mungkin satu pendapat yang lebih maju yang menilai media komunikasi tidak hanya apa yang tampak, bisa diindera sebagaimana media massa seperti TV, radio, surat kabar, dan majalah, tetapi juga hal-hal yang tersembunyi dari sesuatu pesan yang ditampilkan oleh media.

Tiap-tiap media massa ini memiliki kualitas-kualitas atau sifat-sifat tertentu. Media tercetak, misalnya, hanya bersifat visual bisa dilihat. Majalah dan surat kabar dirancang untuk menangkap penglihatan, melalui warna, gambar, judul berita, gambar, dan tipe wajah. Pesan-pesan melalui radio hanya didengar melalui suara, berbeda dari televisi dan film yang mentransmisikan pesan melalui suara dan gambar. Perbedaan lainnya, pesan-pesan melalui media tercetak dapat disimpan, berbeda dari media elektonik yang harus dikomsumsi pada saat ditayangkan.

Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber) dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media siber. Namun demikian, menurut Nasrullah (2015) media social memiliki karakter khusus, yaitu:

A.Informasi (Informations)

Informasi menjadi entitas penting di media  sosial karena pengguna media social mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.

B. Interaksi (Interactivity)

Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar

C. Jaringan (Network)

Jaringan adalah infrasturktur yang menghubungkan antara komputer dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data.

D. Arsip (Archive)

Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.

E. Simulasi Sosial (simulation of society)

Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual. Media social memiliki keunikan dan pola yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.

F. Konten oleh pengguna (user-generated content)

Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama (tradisional) dimana khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi pesan.

 Manfaat Media Sosial

Social Media adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web. Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran dari satu institusi media ke banyak audience ("one to many") menjadi praktik komunikasi dialogis antar banyak audienc ("many to many").

 Menurut Lometti, Reeves, dan Bybee penggunaan media oleh individu dapat dilihat dari tiga hal, yaitu:

a. Jumlah waktu, hal ini berkaitan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang digunakan dalam mengakses situs;

b. Isi media, yaitu memilih media dan cara yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan dapat dikomunikasikan dengan baik.

c. Hubungan media dengan individu dalam penelitian ini adalah keterkaitan pengguna dengan media social.

Social media mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi. Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri.

Selanjutnya McQuail berpendapat bahwa fungsi utama media bagi masyaraka adalah :

a. Informasi

- Inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

b. Korelasi

- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.

- Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

- Mengkoordinasi beberapa kegiatan.

- Membentuk kesepakatan.

c. Kesinambungan

- Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan. khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.

- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

d. Hiburan

- Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.

- Meredakan ketegangan sosial.

e. Mobilisasi

- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Sosial media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain : Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia. Definisi lain dari sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan social.

Contoh media massa pada aplikasi misalnya Instagram:

Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membagi -- bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan bagian dari facebook yang memungkinkan teman facebook kita mem-follow -- akun Instagram kita. Makin populernya Instagram sebagai aplikasi yang digunakan untuk membagi foto membuat banyak pengguna yang terun ke bisnis online turut mempromosikan produk -- produknya lewat Instagram.

Media sosial Instagram adalah suatu alat penyampaian pesan (aplikasi) untuk bisa berkomunikasi dengan khalayak secara luas dengan saling berbagi foto atau video, yang didalamnya juga terdapat fitur -- fitut lain seperti DM (direct message), comment, love dll ,

Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam Instagram.

Media sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

a. Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web.

b. Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran dari satu institusi media ke banyak audience ("one to many") menjadi praktik komunikasi dialogis antar banyak audience ("many to many").

c. Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi. Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri.

Media sosial adalah salah satu contoh dari sebuah media berbasis online dengan memiliki banyak pengguna yang tersebar hingga ke seluruh penjuru dunia. Media sosial umumnya dimanfaatkan untuk saling berbagi dan berpartisipasi. Tak jarang, media sosial juga digunakan sebagai sarana untuk melakukan interaksi sosial.

Media sosial sebagai tren di internet saat ini digunakan sebagai media kampanye politik, termasuk juga terlihat pada implementasi media sosial dari partai politik di pemilu legislatif Indonesia 2014. Hal ini terlihat pada media sosial yang digunakan para kontestan, seperti: Facebook dan Twitter. Dari situ terlihat bahwa media sosial adalah: 1) alat yang efektif untuk kampanye politik saat ini dan masa depan, 2) menggapai pemilih dan pendukung langsung, 3) yang digunakan oleh partai-partai politik untuk menunjukkan logo/icon mereka, dan 4) hasil hitung cepat juga menunjukkan bahwa partai-partai politik yang menggunakan media sosial sebagai bagian dari kampanye mereka memenangkan pemilu legislative.

Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting.

Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber) dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media siber. Namun demikian, menurut Nasrullah (2015) media social memiliki karakter khusus, yaitu:

a. Jaringan (Network)

Jaringan adalah infrasturktur yang menghubungkan antara komputer dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data.

b. Informasi (Informations)

Informasi menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media social mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.

c. Arsip (Archive)

Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.

d. Interaksi (Interactivity)

Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.

e. Simulasi Sosial (simulation of society)

Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual. Media social memiliki keunikan dan pola yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.

f. Konten oleh pengguna (user-generated content)

Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi. Hal ini berbeda dengan media lama (tradisional) dimana khalayaknya sebatas menjadi objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi

pesan.

7. Teori-Teori Media dan Masyarakat

1. Teori Agenda Setting

Munculnya Teori Agenda Setting merupakan respons terhadap beberapa teori yang telah ada sebelumnya. Bagi teoritisi Agenda Setting, teori-teori sebelumnya yang banyak berkiblat pada paradigma Magic Bullet, terlalu terpengaruh pada situasi perang dunia II dan pola media di masa kejayaan Hitler. Magic Bullet menganggap bahwa media mempunyai pengaruh yang besar dan efek langsung pada audience yang menjadi komunikan. Ini mirip dengan orang yang melepaskan tembakan; ketika senjata meletus, maka pelurunya langsung mengenai sasaran. Ini artinya paradigma Magic Bullet menganggap bahwa media dapat secara langsung membuat orang meyakini sebuah realitas ketika realitas itu ditampilkan media.

2. Teori Cultivation

Berbeda dengan dua teori di atas yang memusatkan perhatian pada efek yang ditimbulkan oleh beragam jenis media, maka Teori Cultivation lebih terkonsentrasi pada satu jenis media, yakni televisi. Selain itu teori ini juga berbeda karena memperdiksikan dampak tidak langsung pada cara berpikir masyarakat mengenai isu-isu tertentu. Teori ini menghadirkan gambaran media yang lebih sempit pada televisi dan sekaligus lebih luas dengan berkonsentrasi pada efek konstruk sosial.

Teori Cultivation

Berbeda dengan dua teori di atas yang memusatkan perhatian pada efek yang ditimbulkan oleh beragam jenis media, maka Teori Cultivation lebih terkonsentrasi pada satu jenis media, yakni televisi. Selain itu teori ini juga berbeda karena memperdiksikan dampak tidak langsung pada cara berpikir masyarakat mengenai isu-isu tertentu. Teori ini menghadirkan gambaran media yang lebih sempit pada televisi dan sekaligus lebih luas dengan berkonsentrasi pada efek konstruk sosial. Asumsi awal teori ini adalah anggapan bahwa televisi merupakan media unik yang mampu memberikan efek dasyat kepada penontonnya. Bukan hanya itu, televisi bahkan telah menjadi "way of life" yang kehadirannya tidak dapat dibantah oleh ruang dan waktu.

Ketiga teori di atas meski mengklaim menolak peran dan pengaruh yang kuat dari media yang mampu memberi efek langsung pada masyarakat dan individu, namun nyatanya ketiga teori itu mengakui bahwa media mempunyai pengaruh yang kuat dalam memberikan efek langsung kepada audiensnya, terutama Teori Cultivation. Teori Agenda Setting melakukan penelitian secara luas kepada berbagai macam jenis media, baik cetak maupun elektronik. Teori ini berangkat dari asumsi bahwa media lebih menekankan untuk membangun kesadaran audiens akan sebuah isu atau realitas, bukan membangun keyakinan akan isu atau realitas itu.

Teori Spiral of Silence lebih spesifik melakukan penelitian terhadap polling, baru kemudian berangkat kepada media secara umum. Teori ini menyatakan bahwa setiap individu (dengan kriteria tertentu) pada dasarnya takut untuk mengungkapkan opininya jika opininya itu berbeda dengan mayoritas opini masyarakat. Ketakutan itu adalah ketakutan akan diisolasi. Media, dalam pandangan teori ini, justru memiliki peran yang mendukung budaya popular masyarakat atau opini mayoritas.

Media bersifat ambigu. Sementara Teori Cultivation secara spesifik melakukan penelitian hanya kepada media televisi. Menurut teori ini, televisi mampu memberikan efek yang luar biasa kepada penontonnya. Televisi bahkan dianggap telah menjadi "way of life" yang kehadirannya selalu mempertimbangakan ruang dan waktu secara cermat. Efek yang dimunculkan televisi kepada individu dan masyarakat bersifat maksimal dalam jangka panjang dan akumulatif.

Membincang hubungan antara media dan masyarakat, Leo (1986: 13) mengajukan dua macam jalur utama yang dapat dikaji lebih lanjut, yaitu: pertama, alur masyarakat ke media massa; dan kedua, alur dari media massa ke masyarakat. Alur pertama mewakili pandangan bahwa masyarakat mempengaruhi masyarakat; sedang alur kedua sebaliknya, media massa dipengaruhi oleh masyarakat. Jelasnya, pada semua tingkat, dewasa ini, ada satu keyakinan bahwa media massa dapat dan melakukan pengaruh pada kehidupan umat manusia dengan cara-cara yang penting.

Hubungan antara aliran-aliran yang lebih penting dari teori media dan perhatian yang lebih luas dari tradisi-tradisi teori sosial yang pada bergantung satu cara, memberikan kejelasan hubungan antara perhatian-perhatian empiris khusus dan dasar-dasar hubungan teoritis. Berfokus pada teori-teori institusi massa, liberal-pluralisme, teori kritis aliran Frankfurt dan perkembangan yang lebih baru, termasuk ideologi Marxist, yang oleh pakar seperti Bennet, ditempatkan pada konteks politik dan jejak sejarah yang saling berhubungan, teori hubungan media massa dan masyarakat perlu dibangun dan dikaji kembali.

Sebelum mengkaji lebih jauh masalah di sekitar media dan masyarakat, ada istilah-istilah teknis komunikasi yang perlu dijelaskan terlebih dahulu. Istilah-istilah tersebut, yaitu: massa, media, dan komunikasi. Ketiga istilah ini saling terkait, satu dari yang lainnya. Kombinasi istilah-istilah ini dalam perkembangan komunikasi kontemporer dikenal, misalnya apa yang disebut media massa dan komunikasi massa.

Media dan masyarakat, di manapun berada di dunia ini dan ideologi apapun yang berlaku di negara tersebut, berlaku anggapan adanya keterkaitan antara media dan masyarakat, dan atau sebaliknya. Selain itu, media dengan hakikat fungsinya akan selalu berhadapan dengan kepentingan-kepentingan, baik internal maupun eksternal media. Secara internal fungsi media akan dipengaruhi oleh pemilik media dan pengelolanya. Secara eksternal fungsi media diperhadapkan pada kekuatan publik, masyarakat, negara, dan pasar.

Terlepas dari sistem mana yang berlaku pada suatu negara, kemajuan teknologi komunikasi tentu saja, seperti juga teknologi yang lain, memiliki dampak positif dan negatif. Jadi teknologi bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan positif, tapi juga dapat membawa implikasi negatif. Ada potensi perubahan sosial yang cukup mendasar, dalam skala makro, yang diharapkan bisa terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi komunikasi.

Jika nilai yang diintroduksikan oleh media sejalan dengan apa yang diharapkan pada institusi nilai yang lain, maka akan didapatkan hasil yang maksimal. Tapi, jika apa yang disampaikan oleh media malah bertentangan dengan apa yang didapatkan di rumah, sekolah, dan tempat ibadah, maka boleh jadi, terutama anak-anak dan generasi muda, dilanda oleh kebingungan. Dan nilai yang pengaruhnya lebih kuat dan dominan akan mewarnai sikap dan prilaku sosial mereka. Kenyataan ini membuat harapan dan tuntutan agar media bisa membawakan misi dan visi yang menunjang pengembangan nilai positif menjadi sangat mendesak.

Fenomena kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang luar biasa. Dengan berbagai layanan yang dapat digunakan, media sosial telah merubah cara berkomunikasi dalam masyarakat. Kehadiran media sosial bahkan membawa dampak dalam cara berkomunikasi di segala bidang, seperti komunikasi pemasaran, komunikasi politik dan komunikasi dalam sistem pembelajaran.

Kehadiran media sosial tersebut ternyata membawa dampak perubahan cara berkomunikasi dari konvensional menjadi modern dan serba digital, namun juga menyebabkan komunikasi yang berlangsung menjadi lebih efektif. 

 Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media sosial yang berlebih dapat memberikan pengaruh pada kondisi emosional dan suasana hati penggunanya. Perasaan timbul karena respon dari situasi yang dirasakan dan diintepretasikan oleh seseorang, yang merupakan respon dari proses emosi yang dirasakan atau terjadi pada diri seseorang (Lewis, 2008). Emosi menurut orang awam sering disalah artikan sebagai perasaan. Emosi adalah bagaimana cara seseorang dalam merespon situasi dalam berbagai cara (William James dalam Lewis, 2008). Regulasi emosi merupakan salah satu aspek penting bagi perkembangan individu. Regulasi emosi adalah proses yang mempengaruhi emosi yang dimiliki individu, ketika memiliki emosi, dan bagaimana mengalami dan mengekspresikan emosi (Gross, 2002). Regulasi emosi mengacu pada proses biologis, sosial, perilaku dan proses kognitif sadar dan tidak sadar.

Perubahan kondisi emosional dan suasana hati dapat memicu depresi di kalangan pengguna sosial media karena kurangnya regulasi emosi. Kemampuan regulasi-emosi atau keterampilan mengelola emosi menjadi penting bagi individu untuk dapat efektif dalam melakukan coping terhadap berbagai masalah yang dapat mendorongnya mengalami kecemasan dan depresi. Individu yang mampu mengelola emosi - emosinya secara efektif, akan lebih memiliki daya tahan untuk tidak terkena kecemasan dan depresi. Thompson & Goleman (dalam Safaria, 2007) menyatakan terutama bagi individu yang mampu mengelola emosi-emosi negatif yang dialaminya seperti perasaan sedih, marah, benci, kecewa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun