Media bersifat ambigu. Sementara Teori Cultivation secara spesifik melakukan penelitian hanya kepada media televisi. Menurut teori ini, televisi mampu memberikan efek yang luar biasa kepada penontonnya. Televisi bahkan dianggap telah menjadi "way of life" yang kehadirannya selalu mempertimbangakan ruang dan waktu secara cermat. Efek yang dimunculkan televisi kepada individu dan masyarakat bersifat maksimal dalam jangka panjang dan akumulatif.
Membincang hubungan antara media dan masyarakat, Leo (1986: 13) mengajukan dua macam jalur utama yang dapat dikaji lebih lanjut, yaitu: pertama, alur masyarakat ke media massa; dan kedua, alur dari media massa ke masyarakat. Alur pertama mewakili pandangan bahwa masyarakat mempengaruhi masyarakat; sedang alur kedua sebaliknya, media massa dipengaruhi oleh masyarakat. Jelasnya, pada semua tingkat, dewasa ini, ada satu keyakinan bahwa media massa dapat dan melakukan pengaruh pada kehidupan umat manusia dengan cara-cara yang penting.
Hubungan antara aliran-aliran yang lebih penting dari teori media dan perhatian yang lebih luas dari tradisi-tradisi teori sosial yang pada bergantung satu cara, memberikan kejelasan hubungan antara perhatian-perhatian empiris khusus dan dasar-dasar hubungan teoritis. Berfokus pada teori-teori institusi massa, liberal-pluralisme, teori kritis aliran Frankfurt dan perkembangan yang lebih baru, termasuk ideologi Marxist, yang oleh pakar seperti Bennet, ditempatkan pada konteks politik dan jejak sejarah yang saling berhubungan, teori hubungan media massa dan masyarakat perlu dibangun dan dikaji kembali.
Sebelum mengkaji lebih jauh masalah di sekitar media dan masyarakat, ada istilah-istilah teknis komunikasi yang perlu dijelaskan terlebih dahulu. Istilah-istilah tersebut, yaitu: massa, media, dan komunikasi. Ketiga istilah ini saling terkait, satu dari yang lainnya. Kombinasi istilah-istilah ini dalam perkembangan komunikasi kontemporer dikenal, misalnya apa yang disebut media massa dan komunikasi massa.
Media dan masyarakat, di manapun berada di dunia ini dan ideologi apapun yang berlaku di negara tersebut, berlaku anggapan adanya keterkaitan antara media dan masyarakat, dan atau sebaliknya. Selain itu, media dengan hakikat fungsinya akan selalu berhadapan dengan kepentingan-kepentingan, baik internal maupun eksternal media. Secara internal fungsi media akan dipengaruhi oleh pemilik media dan pengelolanya. Secara eksternal fungsi media diperhadapkan pada kekuatan publik, masyarakat, negara, dan pasar.
Terlepas dari sistem mana yang berlaku pada suatu negara, kemajuan teknologi komunikasi tentu saja, seperti juga teknologi yang lain, memiliki dampak positif dan negatif. Jadi teknologi bisa dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan positif, tapi juga dapat membawa implikasi negatif. Ada potensi perubahan sosial yang cukup mendasar, dalam skala makro, yang diharapkan bisa terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi komunikasi.
Jika nilai yang diintroduksikan oleh media sejalan dengan apa yang diharapkan pada institusi nilai yang lain, maka akan didapatkan hasil yang maksimal. Tapi, jika apa yang disampaikan oleh media malah bertentangan dengan apa yang didapatkan di rumah, sekolah, dan tempat ibadah, maka boleh jadi, terutama anak-anak dan generasi muda, dilanda oleh kebingungan. Dan nilai yang pengaruhnya lebih kuat dan dominan akan mewarnai sikap dan prilaku sosial mereka. Kenyataan ini membuat harapan dan tuntutan agar media bisa membawakan misi dan visi yang menunjang pengembangan nilai positif menjadi sangat mendesak.
Fenomena kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memang luar biasa. Dengan berbagai layanan yang dapat digunakan, media sosial telah merubah cara berkomunikasi dalam masyarakat. Kehadiran media sosial bahkan membawa dampak dalam cara berkomunikasi di segala bidang, seperti komunikasi pemasaran, komunikasi politik dan komunikasi dalam sistem pembelajaran.
Kehadiran media sosial tersebut ternyata membawa dampak perubahan cara berkomunikasi dari konvensional menjadi modern dan serba digital, namun juga menyebabkan komunikasi yang berlangsung menjadi lebih efektif.Â
 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media sosial yang berlebih dapat memberikan pengaruh pada kondisi emosional dan suasana hati penggunanya. Perasaan timbul karena respon dari situasi yang dirasakan dan diintepretasikan oleh seseorang, yang merupakan respon dari proses emosi yang dirasakan atau terjadi pada diri seseorang (Lewis, 2008). Emosi menurut orang awam sering disalah artikan sebagai perasaan. Emosi adalah bagaimana cara seseorang dalam merespon situasi dalam berbagai cara (William James dalam Lewis, 2008). Regulasi emosi merupakan salah satu aspek penting bagi perkembangan individu. Regulasi emosi adalah proses yang mempengaruhi emosi yang dimiliki individu, ketika memiliki emosi, dan bagaimana mengalami dan mengekspresikan emosi (Gross, 2002). Regulasi emosi mengacu pada proses biologis, sosial, perilaku dan proses kognitif sadar dan tidak sadar.