Gara-gara salah memberikan informasi atas lawan politiknya, Anies Baswedan dilaporkan oleh tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat ke Polda Metro Jaya, atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah karena sering memberikan informasi sesat terkait penggusuran 300 titik di DKI Jakarta.
Menurut Ronny Talapessy, seperti dilansir dalam pemberitaan media, mereka melaporkan Anies karena sudah lama, sejak Pilkada DKI putaran pertama menyampaikan informasi sesat, bahwa ada 300 kampung yang akan digusur.
Padahal menurutnya, 300 titik yang sering disebutkan Anies itu bukan untuk digusur, melainkan akan ditertibkan. Penyampaian informasi sesat oleh Cagub DKI nomor urut 3 tersebut sangat bernuansa kampanye hitam, karena disampaikan menjelang pelaksanaan Pilkada dan ada kepentingan sebagai Cagub DKI.
Ronny mengaku mereka memiliki bukti-bukti terkait pernyataan Anies tersebut. Menurutnya, selain pemberitaan di sejumlah media online dan cetak, mereka juga memiliki bukti dalam bentuk rekaman video  saat Anies melakukan kunjungan dan tatap muka dengan warga. Itulah yang mereka lampirkan sebagai barang bukti ke polisi.
Jika benar apa yang dilaporkan tersebut, tentunya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies sangat tidak pantas menyampaikan informasi yang salah terkait lawan politiknya kepada warga Jakarta dengan tidak didukung oleh data yang valid.
Informasi salah seperti yang dilaporkan itu, selain menyesatkan warga, sudah jelas dapat merugikan pihak lain. Apalagi hal ini disampaikan oleh Anies yang notabene sebagai seorang berlatar belakang pendidik. Seharusnya ia betul-betul melihat data yang akurat sebelum menyampaikan sesuatu ke publik agar tidak terjebak dalam fitnah.
Suhu politik boleh memanas, namun jika pasangan calon yang ikut berlaga dalam Pilkada putaran kedua ini sudah terjebak dalam fitnah tentunya sangat tidak kita harapkan. Mereka adalah calon pemimpin yang harus memberi pandangan sesuai fakta, tidak boleh asal bicara.
Tidak terlalu elok menjatuhkan lawan dengan cara tidak terpuji. Harusnya beradulah program dan gagasan untuk memenangkan hati rakyat. Â Jangan mudah terjebak dalam pertikaian politik yang pada akhirnya meninggalkan kebijaksanaan.
Sederhananya bagi warga Jakarta adalah, jika seorang calon dianggap mampu membenahi Jakarta tentu mereka akan pilih. Jika diragukan, tentunya pula warga tidak akan memilih. Karena membenahi Jakarta bukanlah perkara mudah. Mari isi kampanye Pilkada dengan  mencerdaskan rakyat, jangan rusak demokrasi dengan cara yang tidak sehat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H