Mohon tunggu...
Zainal Abidin
Zainal Abidin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menyukai segala apa yang disebut kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memantapkan Harkat dan Martabat Manusia: Catatan Singkat untuk Buku Melawan Miskin Pikiran Karya Hasanudin Abdurakhman

10 Maret 2017   14:23 Diperbarui: 12 Maret 2017   08:00 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

3. Melawan dengan Kedisiplinan

Saya setuju semua kesuksesan dan keberkahan berawal (dan berakhir) dari pelaksanaan disiplin dalam semua aktifitas hidup manusia.

Pada bagian ini HA memulai dari tulisan Menguasai Bahasa Asing. Penguasaan bahasa asing bisa jika dilakukan dengan disiplin tinggi dan kemauan yang sungguh-sungguh. Tulisan selain membicarakan bahasa asing. khususnya bahasa Jepang juga dituliskan budaya Jepang yang berintikan pentingnya kedisiplinan dan kerja keras.

Yang menarik adalah bahwa disiplin itu apakah budaya asli bangsa Jepang semata? Saya pernah membaca wawancara Prof. Achmad Baiquni (alm), ahli fisika nuklir lulusan Universitas California, bahwa bahwa Jepang setelah kejatuhan bom nuklir di Herosima dan Nagasaki rakyat Jepang hampir putus asa, budaya tepat waktu juga tidak ada, namun Jepang bangkit. Menurut Baiquni setelah Jepang melakukan Restorasi Meiji hingga kita melihat Jepang sekarang ini. Benarkah? Dengan pengalaman di Jepang dan kemampuan riset saya berharap HA bisa menuliskan ini dan membagikan hasil risetnya untuk buku selanjutnya. Semoga ya Kang Hasan.

4. Melawan dengan Kerja

Inti kerja keras dipaparkan pada bab ini dengan berbagai varian. Semacam tips and trick. Kerja keras dilakukan untuk mengubah dunia. Ada yang bilang thinkers are great but doers change the world. Gabungan yang ideal itu ada ada pemikir dan pekerja keras. Kerja keras inilah yang dibelajarkan dan dilakukan oleh Emak HA yang menjadi judul buku berikutnya Emakku bukan Kartini (Gramedia, 2017).

Dari keseluruhan ini buku HA ini bagi saya memantapkan makna harkat dan martabat manusia. Harga manusia adalah kemanusiaannya. Keyakinan dan konsistensi manusia adalah nilai yang berharga bagi kemanusiaan yang dimilikinya sepanjang hidupnya.

-------

Kebagusan, Gedong Tataan - Pesawaran, Jumat, 10-03-2017, 14:07

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun