Dalam era kehidupan yang sudah dikelilingi oleh teknologi yang semakin maju, kita jadi terbiasa untuk hidup beriringan dengan perkembangan teknologi yang hadir dalam keseharian. Berbicara mengenai teknologi yang berada di tingkat lanjut, yang salah satu contohnya adalah ilmu nanoteknologi. Nanoteknologi adalah cabang ilmu teknologi yang mempelajari desain, karakterisasi, dan sintesis dalam pengaplikasian bahan yang terukur dalam skala nanometer. Ilmu ini banyak digunakan dalam aspek kehidupan, bahkan sampai digunakan dalam bidang kosmetik. Bayangkan kosmetik yang digunakan setiap hari diproduksi dengan inovasi teknologi yang canggih, yaitu menggunakan nanopartikel.Â
Hadirnya dorongan dari teknologi yang semakin maju, industri kosmetik juga berjalan beriringan dengan memanfaatkan ilmu nanoteknologi yang ikut mengembangkan produk. Dengan mengadopsi ilmu nanoteknologi, yaitu dengan mengimplementasikan nanopartikel yang terbagi menjadi dua; organik dan anorganik. Sebelum menjerumus dalam pembahasan manfaat nanopartikel dalam efektivitas sebuah produk kosmetik, alangkah baiknya untuk mengenal nanopartikel terlebih dahulu
Nanopartikel merupakan fragmen kecil dari sebuah materi yang memiliki diameter kurang dari 100 nm. Akan tetapi, walaupun ukurannya kecil, dalam hal transportasi mereka berperilaku sebagai satu kesatuan. Studi tentang nanopartikel menjadi salah satu area penelitian terkemuka saat ini karena aplikasinya yang luas di berbagai sektor industri. Seperti yang disebutkan sebelumnya, peran nanopartikel dalam bidang ini terbagi menjadi dua. Yang pertama mencakup nanopartikel organik, yaitu partikel yang terdiri dengan ragam macam formulasi yang terbuat dari bahan alami atau sintesis. Selanjutnya, anorganik nanopartikel adalah jenis yang meliputi logam atau oksida logam.
Dengan hadirnya berbagai macam jenis kosmetik yang penuh manfaat bagi perawatan kulit, hal ini didukung dengan peran nanopartikel sebagai komposisi dari sebuah produk. Sebagai contoh, dalam sehari-hari tentu kita perlu melindungi kulit dari sinar UV. Tabir surya yang sering kita gunakan mengandung zat anorganik titanium dioksida (TiO2) dan seng oksida (ZnO). Namun, kedua zat tersebut merupakan makropartikel yang memiliki efek samping pada kulit, yaitu kulit menjadi tampak kusam. Untuk mengatasinya, kedua zat tersebut diubah menjadi nanopartikel. Dengan diubahnya menjadi partikel nano, nano oksida tidak dapat terlihat karena ukurannya yang semakin kecil dan mampu melindungi kulit dari sinar matahari. Selain itu terdapat partikel nanosilika, dimana sering kali digunakan dalam sebuah produk kosmetik untuk menimbulkan tekstur yang menghasilkan tampilan halus dan lembut atau kerap disebut dengan matte. Tidak hanya itu, produk kosmetik seperti concealer dan foundation juga terususun oleh nanopartikel, yaitu aluminium oksida. Terakhir, terdapat juga bahan nano yang berbasis karbon seperti nanodiamond, fullrene, dan tabung nano yang diteliti untuk tujuan kosmetik.Â
Dalam hal mempromosikan produk kosmetik nano, teknologi nano juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesehatan kulit. Manfaat yang mampu diberikan adalah hidrasi dan anti-penuaan. Liposom, yang merupakan nanopartikel organik dapat memberikan efek melembapkan bagi kulit. Oleh karena itu, dengan adanya nanopartikel ini, produk yang diciptakan dapat menjadi solusi bagi orang yang bermasalah dengan kulit kering dan sensitf karena mereka lebih lembut dibandingkan pelembab biasa lainnya. Hal ini didukung dengan liposom yang terdiri dari fosfolipid tidak jenuh yang cenderung pecah setelah diaplikasikan pada kulit sehingga komponennya mampu menembus lapisan kulit terluar.Â
Secara keseluruhan, produk yang berbasis nanoteknologi tentu menawarkan berbagai keunggulan bagi pengguna produk kosmetik tertentu. Hal ini menjadi sebuah potensi besar untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam lingkup industri kosmetik. Sebagai contohnya, yaitu dengan kemampuan nanopartikel yang terkandung dalam kosmetik dan mendukung perawatan kulit yang optimal. Dengan begitu, masa depan kosmetik berbasis nanoteknologi semakin menjanjikan. Seiring dengan berjalannya waktu, sebagai konsumen, tentu akan tumbuh harapan riset-riset baru mengenai aplikasi nanoteknologi yang kemudian menjadi solusi aman bagi permasalahan kosmetik dan kecantikan.
Referensi
Salvioni, L., Morelli, L., Ochoa, E., Labra, M., Fiandra, L., Palugan, L., Prosperi, D., & Colombo, M. (2021). The emerging role of nanotechnology in skincare. Advances in Colloid and Interface Science, 293, 102437. https://doi.org/10.1016/j.cis.2021.102437
E.T. Goh, G. Kirby, R. Jayakumar, X.-J. Liang, A. Tan (2016). Accelerated wound healing using nanoparticles. In M. R. Hamblin, P. Avci, & T. W. Prow (Eds.), Nanoscience in dermatology (hlm. 287--306). Academic Press.
Smijs, T. G., & Pavel, S. (2011). Titanium dioxide and zinc oxide nanoparticles in sunscreens: Focus on their safety and effectiveness. Nanotechnology, Science and Applications, 4, 95--112. https://doi.org/10.2147/NSA.S19419
Widiastuti, N. L. G. K. (2015). Kulit sehat dengan nanoteknologi: Aplikasi nanoteknologi dalam produk kosmetik. Widya Accarya, 4(1). https://doi.org/10.46650/wa.4.1.241.%p