Tulisan ini merupakan awal-ku belajar nge-Blog, turut meramaikan artikel di kompasiana[dot]com. Jujur saja, Aku tidak ada ide untuk mengawali menulis. Walhasil, suatu malam kucing-ku sedang asyik tidur di atas notebook, iseng saja langsung ku foto. Hasilnya, Kujadikan image pada tulisan kali ini karena di kepalaku benar-benar nihil. Hmm.. ini bukan cerita istimewa, se-ekor kucing pendatang di kos-q.
Lucu kan ??!!! ^_^
Aku senang melihat tingkah lucunya, sering ku-ajak bermain-main. Selain itu, binatang ini juga senang mengganggu-ku, atau sekedar tidur-an di belakang notebook untuk mencari kehangatan. Maklum saja, mungkin cuaca malam hari di kota Malang terasa dingin menusuk bulu lembutnya. Dan kejadian malam tersebut sungguh di luar pikiranku, hewan kecil itu terlihat tidur pulas di atas keyboard laptop. Akupun tak tega untuk membangunkan, atau memindah ketempat lain. Karena khawatir malah mengejutkan dan merusak screen laptop-Ku.
Akhirnya, malam itu kubiarkan saja si comel(sebutan kucing) tidur dan terpaksa Aku harus menunggu sampai dia terbangun. Benar saja, mungkin juga salah-ku karena tidak dapat menyediakan tempat untuk-nya. Yach... apa boleh buat, memang kamar tempat kos-ku hanya berukuran 2 x 2 m, itupun berbagi dengan seorang sahabat. (Biasa-lah anak kos ^_^ )
Melihat hal itu-pun sejenak termenung bagaimana kondisi bangsa ini juga sedang tertidur pulas, seperti si comel. ^_^ Para pemegang jabatan asyik tidur di kursi tempat kerja, memburu harta karun rakyat. Mereka sibuk lari kesana-kemari menyembunyikan hasil buruan. Tidak sedikit pula, dari mereka menemui lawan perompak dalam memperebutkan harta jarahan. Mereka saling baku hantam, berperang untuk memperoleh otoritas dan memperebutkan kekuasaan. Muncul pula di antara mereka pahlawan kesiangan membantu melawan, namun lebih kejam karena mereka bagai kanibal haus darah dan daging tubuh dari lawannya. Kejadian ini di perparah lagi dengan berbagai media yang begitu mudah menyebarkan, menyaksikan, pertujukan layar lebar itu kepada pemirsa dan secara tidak langsung juga ikut berpesta memakan daging-daging dari para korban pertempuran.
Sementara aku masih dalam keaadaanku, bangsa ini benar-benar di derita oleh wabah penyakit kronis. Penyakit ini begitu cepat menular ke siapapun di segala lapisan, tidak peduli dari kaum atasan hingga bawahan. Di karenakan hilang rasa kepercayaan dan tipisnya ke-imanan di setiap insan. Bangsa terkaya, kini membutuhkan seorang “dokter” untuk mengobati luka-luka yang membusuk. "Dokter" yang mampu membedah, dan mengangkat segala penyakit untuk di sembuhkan.
Tak lama kemudian, si comel terbangun, akupun dan sahabat-ku tak mampu menahan tawa melihat kejadian tersebut. Dan beruntung sekali hari itu Aku mendapatkan gaya tidur se-ekor kucing lucu ini. Hmm... :-)
Zaiki Khrd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H