Malam sudah merangkak naik ketika
Kudengar detak jantungku mengiringi bunyi cacing tanah
Suasana menjadi lengang tak bersemangat
Kegerahan mengalir menyelusup relung-relung waktu
Kesia-siaan seperti menjadi raja
Ketidakpastian menjalar bagai ular mematut pemujanya
Korupsi menghirup darah segar rakyat jelata
Korbannya tidak bisa diidentifikasi karena tinggal tulang diliputi debu
Lalu di media massa diberitakan mereka tewas karena kurang gizi
Bantuan langsung tunai (BLT) tak menyentuhnya sama sekali
Kesia-siaan menjadi raja
Para pembantunya tak lebih dari kesia-siaan itu sendri
Bagaimana bisa menjadi arif jika kita sendiri mangsa kesia-siaan belaka
Mau lari dari kesia-siaan tetapi yang dituju justeru kesia-siaan juga
Aku mencari ilham di tengah kesia-siaan ini lalu kutemukan diriku terkapar
Menanti apa yang bakal terjadi
Diam
Gelap
Inikah zaman di mana kegelapan bertahta
Inikah zaman di mana korupsi menjadi budaya
Aku mencari ilham di tengah kegalauan ini lalu kutemukan diriku sekarat
Menanti saatnya yang pasti tiba
Lengang
Jakarta, 2008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H