Mohon tunggu...
Zaidan Nazif Muyasar
Zaidan Nazif Muyasar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Tematik

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mahasiswa KKN - T Mengadakan Observasi UMKM Pandai Besi dan Tusuk Sate di Desa Cepiring Kendal Jawa Tengah

29 Agustus 2024   21:45 Diperbarui: 29 Agustus 2024   23:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Kamis, 29 Agustus 2024 bertempat di Rumah Bapak Ayun RT 10 RW 04 Cepiring Cepiring.
Pada tanggal 25 Agustus 2024 pukul 13.00 tim KKN Universitas Alma Ata kelompok 26, Fakultas ekonomi dan bisnis yang terdiri dari 5 orang anggota dari 3 Prodi yaitu : Ekonomi syariah, Perbankan syariah, dan Akuntansi melakukan kunjungan dan observasi ke RW 4 RT 10 yang didampingi Bapak Teguh selaku Ketua RW untuk mengetahui informasi terkait umkm pandai besi dan tusuk sate yang menjadi ikon di desa Cepiring Kendal. Kemudian pada tangggl 26 Agustus 2024 tim dari KKN-T melakukan observasi lanjutan ke tempat pembuatan pandai besi dan tusuk sate. observasi lanjutan yang akan di lakukan pada saat itu di batalkan dikarenakan Ketua RT 10 sedang ada urusan yang tidak bisa di tinggalkan sehingga kami harus mereschedule jadwal untuk melakukan observasi lanjutan ke tempat pembuatan.

Pada hari selanjutnya pada tanggal 27 agustus 2024, Ketua UMKM pandai besi RW 4 RT 10 bapak Ayun menjelaskan secara singkat bahwa sejarah berdirinya pandai besi dimulai sekitar 20 tahun yang lalu secara turun temurun Ketika leluhur dari pekalongan merantau ke Cepiring Kendal untuk bekerja di pabrik gula kemudian dia membuat alat alat untuk pabrik gula dan akhirnya berkembang menjadi pandai besi yang memproduksi berbagai macam alat, dalam satu desa banyak yang memproduksi alat-alat yang berbahan dasar plat besi mulai dari alat pertanian, peralatan dapur dan sebagainya. Di RW 4 tepatnya di RT 10 terdapat kurang lebih 40 usaha pandai besi, setiap usaha memiliki nama brand tersendiri sehingga penjualannya pun ditanggung oleh individu. di Kawasan RW 4 desa cepiring juga terdapat usaha pembuatan tusuk sate yang diproduksi oleh hampir setiap ibu rumah tangga sebagai bentuk kegiatan untuk mengisi Waktu luang dan menambah penghasilan sehari-hari.

Kendala yang dihadapi oleh usaha pandai besi dan tusuk sate adalah harganya yang terlalu minim yang diakibatkan adanya persaingan Harga antar usaha sehingga penurunan Harga terjadi sangat cepat sedangkan kenaikan Harga terjadi dalam kurun Waktu yang lama, akibatnya keuntungan juga yang semakin menipis. Dan bantuan yang ditawarkan oleh tim kami yaitu berupa diadakannya penetapan Harga agar penjualannya dapat menyeluruh dan merata. selanjutnya pada bidang digital marketing dengan memanfaatkan website Desa Cepiring agar pemasarannya semakin luas dan Desa Cepiring dapat dikenal menjadi Desa pengrajin Pandai Besi dan Tusuk Sate.

~KKN-T UAA 2024~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun