Banyaknya pengguna media sosial aktif.Â
Menjelang pemilu 2024 baliho-baliho pun berdiri tegak, videotron menyala terang, dan umbul-umbul berbaris dengan rapih.Â
Pada tanggal 14 Februari 2024, sebanyak 204.807.222 masyarakat (KPU RI) yang akan memilih haknya dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan bahwa sebesar 55% pemilih pada Pemilihan Umum Presiden-Wakil Presiden 2024 adalah Gen Z dan Gen Milenial. Sedangkan Gen Z dan Gen Milenial adalah sahabat media sosial untuk saat ini, sebesar 73% pengguna aktif media sosial (Databoks).
Kampanye media massa dan media cetak memang tidak bisa dilepaskan karena masih banyak khalayak yang tidak melihat media sosial, bahkan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Akan tetapi melihat dari data KPU dan Databoks yang diberikan, kampanye menggunakan media sosial sangat efektif.
Konsumsi media sosial para pendukung.Â
Menurut saya, media sosial sudah menjadi panggung bagi para calon Presiden-Wakil Presiden. Akan tetapi dilihat dari data konsumsi media sosial dari para pendukung cukup signifikan (Kompas.com).
Pemilih pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang mendukung calon presiden nomor 1, menunjukkan tingkat aktivitas yang tinggi dalam mengonsumsi konten pemilu melalui media sosial. Lebih dari 35 persen dari pemilih mereka menyatakan sering mengonsumsi konten tersebut, bahkan 12,3 persen di antaranya mengaku rutin mengonsumsi informasi pemilu di media sosial setiap hari.
Pola yang serupa juga terlihat pada pemilih calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sebanyak 32,2 persen dari pendukung pasangan ini mengonsumsi informasi pemilu di media sosial beberapa kali dalam seminggu, dengan lebih dari 13,4 persen mengakui hampir setiap hari melibatkan diri dalam konten pemilu di media tersebut.
Sementara itu, pemilih pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjukkan pola konsumsi yang sedikit berbeda. Meskipun proporsinya lebih rendah, 24,9 persen dari simpatisan pasangan nomor urut 3 ini menyatakan sering mengonsumsi konten pemilu melalui media sosial. Bahkan, 14,8 persen dari mereka mengaku sangat sering terlibat dalam mengonsumsi informasi pemilu melalui media tersebut, proporsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemilih Anies dan Prabowo.
Pentingnya kampanye menggunakan media sosial.Â