Mohon tunggu...
Zai Lendra
Zai Lendra Mohon Tunggu... -

Politik itu penting bagi kehidupan saya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wanita Oh Wanita

23 Mei 2015   00:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:42 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_419434" align="aligncenter" width="520" caption="Jokosi umumkan pansel KPK/Ampera.co"][/caption]

Baru-baru ini Jokowi mengangkat sembilan panita seleksi pimpinan KPK. Semua terdiri dari wanita yang mempunyai latar belakang berbeda-beda. Ada ekonom, sosiolog, psikolog dan sebagainya. Jokowi memberikan kepercayaan pada mereka untuk menyeleksi pimpinan KPK.

tentunya Ini kabar baik bagi wanita. Kesembilan wanita tersebut seperti Srikandi yang diharapkan mampu memotivasi agar para wanita mendaftarkan diri menjadi komisioner KPK.

Suara pro dan kontra atas pengangkatan tersebut terdengar nyaring, senyaring uang recehan sopir angkot.Dari kaum Hawa Yenny Wahid mengatakan Jokowi melakukan terobosan yang luar biasa. Sebaliknya Rahmawati Soekarnoputri mengatakan Jokowi seperti phobia kepada laki-laki.

Sementara dari kaum Adam Yudi Latif menuding Jokowi melakukan siasat pencitraan seolah-olah berkomitmen dengan pemberantasan korupsi. Sebaliknya Fahri Hamzah mengapresiasi dan mengatakan yang diperlukan KPK itu pemikir bukan penyidik. Orang yang otaknya besa bukan karena otot besar. Kalau boleh ditambahkan jangan karena berwajah seram, kumis tebal plus brewok lalu masuk kriteria pimpinan KPK, entar pimpinan KPK-nya Mustapa (muka seram tapi pawok ).

Nah, kalau wanita yang jadi pimpinan KPK, harus mencontoh Ratu Shima, penguasa Kalingga, Jawa Tengah 674 M. Konon katanya Ratu Shima sangat tegas dalam menerapkan hukum dan senantiasa mendorong rakyatnya bersikap jujur.

Eh, hampir lupa ni, kalau Waria mau jadi pimpinan KPK gimana ya? Terus terang kalau Waria saya tak setuju. Fisik dan namanya saja suka dimanipulasi. Contohnya waria laki-laki berjalan melenggak-lenggok berpakaian wanita ditepi jalan raya. Tiba disamperi pria malah prianya ngomel-ngomel, banci sialan lu, karena udah merasa ketipu dia. Kalau soal nama minta dipanggil Mbak Nur aja. Pas dilihat KTP-nya, tertulis Nurdin Saleh. Gimana mau nyuruh orang lain berbuat jujur? Betul atau betul.!!

[caption id="attachment_419436" align="aligncenter" width="560" caption="Gambar waria diambil dari journalistarter.wordpress.com"]

14323164431442957120
14323164431442957120
[/caption]

Sssst...beberapa jam yang lalu ada kabar kalau pansel KPK harus bekerja maksimal karena pertaruhkan nama baiknya. Makanya wanita harus benar-benar bisa membuktikan kalau mereka mampu melakukan seleksi secara independen dan profesional tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Kalau saya pikir-pikir , bila Jokowi mampu memberantas korupsi yang kian mengganas dinegeri ini maka ada golongan wanita yang tak bahagia dengan peran kaumnya ini, yakni PSK kelas kakap yang katanya sering dibooking pejabat dengan tarif 80 jutaan rupiah. Karena KPK akan memutus hubungan asmara antara mereka. Maka pundi-pundi uang PSK kelas kakap itu akan kering bagai keringnya danau air tawar terbesar di China. Isteri-isteri pejabat yang kerap mendorong suaminya korupsi akan merugi dua kali lipat dibanding PSK tersebut. Karena selain gigit jari tak dapat lagi membeli barang-barang bermerk juga dipastikan jarang dibelai karena sisuami sudah memakai baju termahal didunia mengalahkan mahalnya baju raja-raja Arab.

[caption id="attachment_419432" align="aligncenter" width="468" caption="gambar diambil dari infoindonesiakita.com"]

1432315845414919531
1432315845414919531
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun