untuk Ibuku:
sekalipun ingin, tidak ada yang sanggup kuucap
kata-kata takkan cukup menjelaskan tentang rasa sayangku yang begitu dalam,
sedang kasih sayangmu masih terus menghidupi jiwa juga tubuhku,
laksana pancaran mata air zam-zam,
takkan kering meski melewati kemarau panjang,
takkan habis meski terus diteguk mulut-mulut yang haus
Â
Ibu, engkaulah perantara kasih sayang Tuhan
di dalam tubuhmu aku pernah meringkuk,
mengambil saripati kehidupan dan bernafas bersamamu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!