Mohon tunggu...
zahwalthfia
zahwalthfia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Zahwa Luthfi'a Az-zahra Mahasiswa PGMI UIN Raden Mas Said

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dasar Dasar Dan Sejarah Kemunculan Kalam

12 Desember 2024   18:47 Diperbarui: 12 Desember 2024   18:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2. Sejarah Kemunculan Persoalan-Persoalan Kalam

Menurut (Harun, 1986), awal mulanya muncul pada persoalan politik yang menyangkut wafatnya 'Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Mu'awiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara Mu'awiyah dan Ali bin Abi Thalib membeku menjadi Perang Siffin yang berakhir dengan tahkim atau arbitrase. Utusan dari pihak Mu'awiyyah dalam tahkim, sesungguhnya dalam keadaan terpaksa dan tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat persoalan tersebut tidak dapat diputuskan melalui tahkim. Keputusan hanya datang dari Allah dan kembali pada hukum yang ada dalam Al-Qur'an, La hukma illa lillah (tidak ada hukum selain dari hukum Allah) atau la hukma illa Allah (tidak ada perantara selain Allah). Khawarij memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya. Khawarij adalah kelompok orang yang meninggalkan dan memisahkan diri. Di luar pasukan yang meninggalkan Ali, ada pula sebagian besar yang tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok Syi'ah. 

Firman Allah surat Al-Ma'idah ayat 44 menyebutkan bahwa, persoalan ini telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam, yaitu:

a. Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam dan wajib dibunuh.

b. Aliran Murji'ah, menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. 

c. Aliran Mu'tazilah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar bukan kafir, tetapi bukan mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir (al-manzilah manzilatain).

Timbul dua aliran teologi yang terkenal dengan nama Qadariyah dan Jabariyah. Qadariyah, manusia memiliki kemerdekaan dalam berkehendak dan perbuatannya. Sedangkan Jabariyah, manusia tidak memiliki kemerdekaan dalam berkehendak dan perbuatannya. Aliran Mu'tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam, terutama golongan Hambali. Mereka yang menantang ini kemudian mengambil bentuk aliran teologi tradisional dipelopori oleh Abu Al-Hasan Al-Asy'ari, mereka dikenal dengan aliran Asy'ariyah. Kemudian timbul aliran di Samarkand yang bermaksud menentang aliran Mu'tazilah, aliran ini dipelopori oleh Abu Mansur Muhammad Al-Maturidi, mereka dikenal dengan Al-Maturidiyah. Khawarij, Murji'ah dan Mu'tazilah tak memiliki wujud lagi, kecuali dalam sejarahnya. Adapun aliran yang masih ada sampai sekarang adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah yang keduanya disebut sebagai Ahlussunnah wal-jama'ah.

Berdasarkan uraian diatas dapat dismpulkan bahwa dasar-dasar qurani kalam tidak hanya dalam Al-Qur'an saja, melainkan dari hadis, pemikiran manusia, dan insting. Dalam Al-Qur'an sendiri meliputi beberapa surat, yaitu QS. al-ikhlas, QS. Furqon, QS. Al-Fath, QS. Thaha, dan QS. Ar-Rahman. Sedangkan dalam hadis diatas menyebutkan bahwa "...akan muncul berbagai golongan", golongan atau aliran ini mulai menampakkan dirinya sewaktu terjadinya peristiwa wafatnya 'Utsman bin Affan dan terjadinya putusan tahkim atau arbitrase yang diputuskan oleh Ali bin Abi Thalib dan Mu'awwiyah. Keputusan tersebut menjadi awal munculnya Khawarij atau kelompok orang yang memisahkan diri dari Ali dan Syi'ah atau kelompok orang yang mendukung Ali bin Abi Thalib.

Timbul dua aliran teologi yang terkenal dengan nama Qadariyah dan Jabariyah. Aliran Mu'tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam, terutama golongan Hambali. Adapun beberapa aliran lain yang bermaksud menentang Mu'tazilah, mereka adalah Asy 'ariyah dan Al-Maturidiyah, keduanya disebut sebagai Ahlussunnah wal-jama'ah.


 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun