Pada Sabtu (10/09) lalu, segenap kader PKK dan tenaga medis Desa Pener kembali melaksanakan program Posyandu dan Posbindu. Kegiatan posyandu merupakan program yang dilaksanakan tiap bulan sekali di Desa Pener. Sasarannya mulai dari ibu hamil, bayi, dan balita. Dalam sebulan, Posyandu dilaksanakan secara bergilir mulai dari dusun satu hingga dusun lima, yang biasanya dilakukan pada minggu yang sama. Selama Posyandu dilangsungkan, satu dari lima hari kerja dimanfaatkan sekaligus untuk program Posbindu.
"Kalau Posbindu juga pelaksanaannya sebulan sekali, cuma nggak setiap hari saat posyandu. Posbindu dilakukan bergilir. Misal bulan ini di dusun satu, berarti bulan depan di dusun dua. Begitu seterusnya," ujar bidan Puskesmas Jebed, Sri Kartika Wijayanti.
Jumlah partisipan yang mengikuti program Posyandu pada bulan ini terhitung lebih sedikit jika dibandingkan dengan bulan lalu. Menanggapi hal tersebut, Ibu Bidan menuturkan bahwa, banyak masyarakat masih takut akan imunisasi MR. Hal ini disebabkan oleh rumor anak akan demam tinggi pasca imunisasi. Padahal, imunisasi MR diperlukan untuk pencegahan campak. Di sisi lain, perbedaan jumlah masyarakat yang harus imunisasi juga dipengaruhi oleh banyak sasarannya.
"Kalau mitos penyebab stunting sendiri pastinya ada. Contohnya seperti memakai logam (menyimpan gunting dalam saku, dan lain-lain). Adanya gelombang magnetik bisa memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin. Ada lagi mitos tentang makanan pada bumil, yang berkaitan dengan gizi. Seperti larangan makan buah atau sayuran tertentu. Kepercayaan itulah yang bisa membuat anak kurang nutrisi selama dalam kandungan, Untuk hal kepemilikan septic tank, itu kan hubungannya dengan kesehatan, ya. Jadi tidak berdampak langsung pada kondisi stunting anak. Hanya saja, lingkungan yang bersih itu kan tetap diperlukan agar tumbuh kembang anak bisa sehat." tutur Ibu Bidan, ketika diwawancarai perihal hubungan stunting dengan mitos di kalangan masyarakat, juga pengaruh ada atau tidaknya septic tank di setiap rumah terhadap stunting pada anak.
"Sekarang ini memang sudah era kesadaran masyarakat. Tugas kami hanya mengedukasi. Tentu hal tersebut juga memerlukan dukungan lintas sektor. Ada pro dan kontra mengenai imunisasi itu sudah biasa, apalagi dalam lingkup agama. Kalau bulan imunisasi dan bian begini, memang yang paling susah harus woro-woro dulu. Jadi kita datang ke rumah-rumah, mengajak agar mau cek kesehatan maupun imunisasi."
Selaku bidan di Desa Pener, Ibu Sri Kartika Wijayanti berharap, posyandu dapat lebih diterima dan dinikmati masyarakat. Beliau juga mengharapkan kesadaran tumbuh dalam diri masyarakat mengenai pentingnya cek kesehatan dan melakukan imunisasi.
Penulis: Nila Fahrinal Izzah ( Tim KKN Unnes Giat 2 Desa Pener) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H