Mohon tunggu...
Zahwa Elisa Maulida
Zahwa Elisa Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Motto Hidup: "Hidup adalah kanvas kosong, dan kita adalah pelukisnya."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Paradigma Integrasi menurut Bayani, Burhani, dan Irfani dalam bidang Oseanografi.

27 Desember 2024   20:19 Diperbarui: 14 Desember 2024   21:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Paradigma integrasi Bayani, Burhani, dan Irfani berasal dari pemikiran Islam yang mencoba menghubungkan aspek keilmuan dengan perspektif spiritual dan intelektual dalam bidang pendidikan, termasuk Oseanografi. Paradigma Bayani berfokus pada pendekatan tekstual dan logis yang berakar pada teks-teks klasik serta data ilmiah. Dalam konteks Oseanografi, paradigma ini berusaha memahami fenomena laut melalui analisis data-data kuantitatif seperti pengukuran falaj, suhu, salinitas, dan lain sebagainya. Penggunaan model matematis dan pemetaan laut secara digital juga merupakan bagian dari pendekatan Bayani untuk menginterpretasi dan memprediksi perubahan ekosistem laut.

Sementara itu, paradigma Burhani menghamparkan integrasi yang lebih empiris dan filosofis. Ia mengajak ilmuwan oseanografi untuk tidak hanya memahami kejadian alamiah melalui angka dan fakta, tetapi juga bersentuhan dengan realitas sosial, budaya, dan lingkungan manusia di sekitar ekosistem laut. Pendekatan ini menggugah rasa empati terhadap kondisi laut dan komunitas pesisir yang bergantung padanya. Sedangkan Irfani lebih menitikberatkan pada pendekatan intuitif dan spiritual, yang menjadikan proses belajar terkait laut sebagai refleksi kontemplatif dan meditasi mendalam terhadap kebesaran dan kompleksitas penciptaan Tuhan. Integrasi ini mengajak ilmuwan untuk merenungkan dampak dari eksplorasi laut baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat, serta peran laut dalam menjaga keseimbangan alam dan spiritual. Dengan memadukan ketiga paradigma ini, diharapkan muncul pemahaman Oseanografi yang lebih holistik dan menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun