Mohon tunggu...
Azkiya Zahwa Mahdiyani
Azkiya Zahwa Mahdiyani Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

a bookworm and writers!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosialisasi Pengelolaan Emosi di Sekolah Quba: Langkah Awal untuk Tingkatkan Regulasi Emosi Siswa SMP

7 Desember 2024   19:10 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi bagian siswa perempuan SMP

Malang, 18 November 2024 – Untuk mendukung  siswa sekolah menengah dalam mengatasi emosi, tim pengabdian kami yang terdiri dari mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang mengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan melakukan kegiatan sosialisasi di Sekolah Quba yang terletak di Perumahan Villa Bukit Tidar, Kecamatan Lowokwaru, Malang. Sosialisasi ini dilakukan secara terpisah antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan jenjang SMP. Kegiatan ini dirancang untuk membantu siswa mengendalikan emosinya dengan lebih baik dan  menghadapi berbagai situasi dengan cara yang sehat dan bijaksana.

Sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 November 2024 dengan jadwal pembagian waktu yang sudah ditentukan. Pada hari itu semua siswa sekolah menengah menghadiri kelas pada waktu yang sama, tetapi kelompok  belajar laki-laki dan perempuan dipisahkan guna memastikan kenyamanan dan konsistensi dengan nilai-nilai yang ada di sekolah. Tim mahasiswa pun memecah kelompok menjadi dua agar waktu sosialisasi berjalan lebih efisien.

Materi yang disampaikan meliputi pengenalan jenis-jenis emosi, penyebab emosi, dampak dari emosi, serta strategi efektif untuk mengelola emosi secara sehat. Pemberi materi menggunakan pendekatan interaktif seperti diskusi dan simulasi untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan secara menyeluruh serta menjadikannya relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Kegiatan sosialisasi ini juga menggunakan metode sinemaedukasi dengan memberikan cuplikan video yang berkaitan dengan cara mengendalikan emosi. Kemudian peserta didik diajak aktif berdiskusi mengenai video yang telah ditayangkan. Hal ini bertujuan untuk membangun keaktifan peserta didik di kelas.

Setelah melakukan sosialisasi, peserta didik diminta menuliskan emosi yang dirasakannya lewat sticky note sebagai metode pengungkapan emosi atau bisa disebut expressive writing yang sedang dirasakan. Kemudian catatan pengungkapan emosi yang telah ditulis dimasukan dalam kotak emosi yang telah disediakan oleh tim pengabdian kami sebagai tempat yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaan mereka secara pribadi. Selain itu, tim pengabdian juga memberikan poster kesadaran kepada sekolah sebagai media informasi. Poster tersebut memberikan penjelasan sederhana tentang apa itu emosi, jenis emosi, penyebab emosi, serta cara mengatasinya secara efektif. Kami berharap dapat memajang poster ini  di ruang kelas dan lokasi strategis lainnya untuk membantu siswa terus belajar dan mengingat apa yang telah mereka pelajari.

Siswa menuliskan emosinya melalui sticky note
Siswa menuliskan emosinya melalui sticky note

Sebagai bagian akhir dari kegiatan yang kami lakukan, siswa diminta melengkapi lembar refleksi untuk menilai pemahamannya terhadap materi yang  telah disampaikan. Lembar refleksi ini memuat berbagai pertanyaan tentang kejadian yang membangkitkan emosi seperti kemarahan, kesedihan, dan kebahagiaan. Hasil refleksi ini kemudian dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan akan kegiatan dan membantu siswa memahami konsep pengelolaan emosi.

Setelah kegiatan yang kami lakukan selesai, tim kami mengadakan diskusi bersama wali kelas untuk membahas hasil lembar kerja refleksi. Setelah melakukan refleksi, tim pengabdian menemukan jika siswa laki-laki dapat memahami materi yang telah disampaikan dengan baik. Sebagian besar dari siswa laki-laki mereka sudah mampu untuk mengendalikan emosi negatif di dalam dirinya, terutama dalam hal kemarahan, ketika diberikan suatu masalah. Di sisi lain, siswa perempuan cenderung lebih sering untuk mengungkapkan emosi mereka ketika sedang dihadapkan oleh sebuah masalah hasil ini berdasarkan lembar refleksi yang mereka kerjakan.

Dokumentasi bersama 
Dokumentasi bersama 

Berdasarkan temuan ini, tim kami membuat laporan untuk dipresentasikan kepada guru kelas dari masing-masing kelompok putra dan putri. Laporan tersebut merekomendasikan agar sekolah menyediakan layanan bimbingan, mendorong guru kelas untuk bertindak sebagai guru bimbingan dan konseling. Guru kelas atau wali kelas diharapkan untuk lebih memperhatikan dan mengetahui kondisi mental serta emosional siswa, karena hal ini memiliki dampak besar terhadap kegiatan belajar mengajar.

Melalui kegiatan ini, tim Pengabdian Masyarakat berharap siswa tidak hanya memahami konsep dasar pengelolaan emosi, namun juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi ini diharapkan menjadi sebuah langkah awal atau sesuatu yang baru dalam menciptakan lingkungan belajar mengajar yang lebih sehat, lebih pengertian, serta dapat mendukung kesehatan mental siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun