Mohon tunggu...
Aisha Zahwa Calosa
Aisha Zahwa Calosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Love to read and watch lovely things

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Parkir Liar Meraja Rela, Masyarakat Malang Semakin Resah

7 Desember 2024   18:27 Diperbarui: 7 Desember 2024   19:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Parkir merupakan suatu hal yang sangat umum di tengah ramainya sebuah kota dengan kendaraan bermotor. Kota Malang merupakan kota yang padat penduduk sehingga pertokoan, fasilitas umum, dan yang lainnya akan menyediakan tempat untuk memarkir kendaraan. Namun, lahan parkir yang disediakan belum tentu bisa menampung seluruh kendaraan yang ada. Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan yang pesat dan keterbatasan lahan, banyak pengendara yang terpaksa parkir di area yang tidak seharusnya. Parkir liar dinilai sangat merugikan bagi masyarakat. Sering kali ditemukan lokasi parkir liar berada di trotoar, bahu jalan, dan bahkan di tempat-tempat yang seharusnya tidak digunakan untuk parkir kendaraan.

Dampak nyata dari parkir liar adalah kemacetan lalu lintas. Penggunaan bahu jalan tentunya mengurangi jatah pengendara untuk berlalu lalang sehingga arus kendaraan dengan terpaksa menjadi tersendat. Hal ini bukan hanya mengganggu kenyamanan warga sekitar, tetapi juga meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas. Parkir liar menyumbang kemungkinan infrastruktur menjadi cepat rusak. Trotoar yang seharusnya dipakai untuk pejalan kaki malah digunakan untuk memarkir kendaraan bermotor. Jika dilihat dari sisi keselamatan warga pun hal ini cukup mengganjal. Para pejalan kaki yang seharusnya berjalan di trotoar dengan berat hati harus berjalan di pinggir jalan karena parkir liar. Tak hanya keselamatan serta infrastruktur yang terkena dampak, lingkungan merupakan satu dari beberapa hal yang terkena imbasnya. Kawasan yang terpapar parkir liar menjadi kurang hijau karena kendaraan yang parkir di atas tanaman atau rumput. Selain itu, kebocoran bahan bakar dan oli dari kendaraan dapat mencemari tanah dan air tanah di sekitarnya, menyebabkan dampak ekologis yang serius

Sebagai contoh, dapat dilihat di area Pasar Besar Malang. Parkir liar lama-lama semakin menjorok, dari yang semula hanya di tepi jalan, lambat laun mulai merambat ke tengah. Tidak heran jika sedang melewati area Pasar Besar Malang akan memakan waktu yang jauh lebih lama. Daerah lain yang rawan akan macet berada di Jalan Semeru. Jalan Semeru merupakan jalan yang ramai akan kendaraan bermotor. Biasanya, masyarakat melewati jalan tersebut untuk ke Jalan Ijen atau Mall Olympic Garden (MOG). Kapasitas lahan parkir di Mall Olympic Garden (MOG) belum bisa menampung seluruh kendaraan sehingga akhirnya bermunculan parkir liar. Parkir liar dapat ditemukan di sepanjang Jalan Tenes. Jika lewat sana sudah pasti akan menemukan banyak kendaraan bermotor berjejer di sepanjang jalan.

Untuk mengatasi permasalahan ini dibutuhkan banyak massa. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak yang bersangkutan. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan sanksi tegas terhadap pelanggar parkir liar. Pemerintah Kota Malang diharapkan dapat mempertegas aturan dan menegakkan hukum secara konsisten. Penugasan pada petugas parkir untuk memantau bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi parkir liar di Kota Malang. Selain itu, kontrol jarak jauh juga dapat dilakukan dengan pemasangan kamera pengawas CCTV untuk mendeteksi pelanggaran parkir liar. Langkah berikutnya bisa dimulai dengan memikirkan solusi jangka panjang. Pemerintah atau pihak yang bersangkutan perlu merencanakan dan membangun lebih banyak area parkir, baik di pusat kota maupun di area yang ramai. Pengembangan parkir bertingkat atau parkir bawah tanah dapat menjadi alternatif untuk mengatasi keterbatasan lahan. Seperti yang saya tulis di awal mengenai kolaborasi, masyarakat juga harus turut andil dalam memberantas parkir liar. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak parkir liar dan pentingnya mematuhi aturan parkir. Kampanye edukasi melalui media sosial, spanduk, dan kegiatan masyarakat dapat membantu mengubah perilaku parkir. Pendidikan kepada pengemudi dan pelatihan tentang parkir yang bertanggung jawab dapat memberikan dampak jangka panjang yang positif.

Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerja sama yang baik, Kota Malang dapat mengatasi masalah parkir liar dan menciptakan lingkungan kota yang lebih nyaman dan aman. Di masa mendatang, diharapkan ada penataan kota yang lebih baik, dengan infrastruktur yang memadai dan kesadaran masyarakat yang tinggi mengenai pentingnya parkir yang tertib. Melalui upaya bersama, Kota Malang dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam pengelolaan lalu lintas dan parkir. Harapan ini bukan hanya tentang solusi teknis, tetapi juga tentang perubahan budaya yang mendukung kesejahteraan bersama. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, Malang bisa menjadi kota yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga nyaman dan aman bagi semua penghuninya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun