Tidak terasa sudah melaksanakan kuliah selama 2 semester. Dalam tugas semester 2 ini saya dan teman-teman cukup tertantang karena harus ketempat-tempat yang tidak pernah kami jangkau sebelumnya. Seperti pengalaman mengunjungi tempat ibadah umat lain, yaitu gereja, vihara, klenteng, dsb. Jika ada tugas seperti berkunjung kami biasanya berangkat bersama-sama dan mewawancarai bersama.Â
Kalau kelebihan kita berkunjung bersama ialah menghemat biaya dan lebih percaya diri. Tapi kekurangannya materi yang kami dapat sama tetapi kami harus mengulas dengan bahasa yang berbeda agar pembaca tertarik dengan bacaan-bacaan kami.
Untuk pertemuan pertama hingga terakhir pada mata kuliah kewarganegaraan ini saya dan teman-teman memulai dengan menulis artikel di laman internet. Jika dulu di semester 1 saya dan teman-teman menulis lalu mendiskusikan bersama di kelas.Â
Kali ini pada semester 2 saya dan teman-teman berkunjung ke tempat-tempat yang di tugaskan dan mengulasnya kedalam tulisan lalu diunggah di internet. Pada penugasan semester 2 ini kami melakukan secara individu.
Selama perkuliahan semester 2 ini terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat saya ambil. Yang pertama mengenai toleransi keberagaman beragama. Hal yang dapat saya pelajari dari apa yang sudah disampaikan oleh narasumber adalah toleransi bisa terus terjalin jika mereka tetap berpegang teguh pada sifat saling menghargai. Semua agama memiliki aqidah atau keyakinan masing-masing yang mereka anut.Â
Dan kita sebagai warga negara Indonesia pun juga memiliki hak dalam memilih agama atau keyakinan yang kita anut. Jadi kita tidak boleh memaksa orang lain untuk berkeyakinan sama dengan kita.
Yang kedua mengenai tradisi di desa saya sendiri. Hal yang dapat saya pelajari dari apa yang sudah disampaikan oleh narasumber adalah pemahaman. Bisa dibilang dulu saya hanya sekedar tahu tapi tidak paham mengenai tradisi-tadisi di desa saya. Setelah ada tugas mewawancarai pemuka desa saya jadi lebih paham arti dan maksud dari tradisi tersebut. Banyak sekali makna-makna yang terkandung didalamnya seperti Tradisi "megengan".Â
Istilah megengan secara harfiah berarti "menahan". Kata menahan erat kaitannya dengan puasa, bahkan bisa dikatakan sebagai inti pelajaran dari puasa itu sendiri. Rupanya, itu juga merupakan pesan dan seruan bagi masyarakat untuk mempersiapkan salah satu rukun Islam.
Yang ketiga mengenai pemilu di Indonesia. Hal yang dapat saya pelajari dari apa yang sudah disampaikan oleh narasumber adalah pemahaman. Meski dari SD kita sudah di beri bekal tentang pendidikan kewarganegaraan tetapi rasanya itu masih kurang dan ilmu itu terasa seperti ilmu sesaat yang berada di otak. Tapi saat saya mewawancarai sendiri tentang hal ini saya merasa lebih paham dan mengerti, bahkan ilmu ini terasa lebih tertanam di otak.
Yang keempat mengenai kehidupan orang lain. Mungkin terasa aneh jika saya bertanya masalah kehidupan pribadi orang lain tetapi konteks yang saya maksud disini mengenai pelajaran hidup yang di dapat narasumber yang jika diceritakan kepada orang lain orang itu dapat mengambil hikmahnya. Seperti hikmah dari rasa syukur dan bekerja keras.