Pagi ini, Ichok memulai harinya dengan ritual wajib: beli nasi kuning plus gorengan yang harganya Rp1.000-an di tempat ibu langganannya. Seperti biasa, gorengan favoritnya adalah tempe. Sampai-sampai ibu penjual pernah nanya, "Kenapa sih suka banget sama tempe? Nggak mau coba yang lain?" Dengan senyum tipis, Ichok cuma jawab, "Hanya suka aja, Bu." Padahal mungkin aslinya, karena tempe itu murah dan kenyang.
Hari ini agak aneh buat Ichok. Semalam dia tidur awal, eh malah kebangun tengah malam. Bukannya tidur lagi, dia malah rebahan sambil ngelamun. Sampai akhirnya, sinar matahari pagi mulai masuk lewat glass block di kamar kosnya yang ukuran 20x20 cm, total ada enam biji. Glass block ini berfungsi ganda: penerangan alami sekaligus jam weker gratis. Alih-alih balik tidur, Ichok langsung mikir soal kuliah online. Walaupun kelasnya online, dia tetap ngotot ke kampus. Alasannya? "Sayang uang SPP kalau cuma di kos," katanya. Tapi, alasan sebenarnya adalah di kampus bisa ketemu teman, ngobrol, dan siapa tahu dapet oleh-oleh Lebaran. Lumayan, kan? Karena ini awal masuk kuliah setelah liburan hari lebaran, lagian kebanyakan teman-temannya pada pulkam.
Semalaman insomnia, Ichok bukannya memaksa diri untuk tidur, Â malah nonton YouTube. Channel favoritnya macam Fiersa Besari, Raditya Dika, Fitra Eri, Denny Sumargo, Den Dimas, dan Tonight Show diacak-acak semua. Sekali-sekali diselingi dengar lagu, biar nggak bosan. Tontonan dan musiknya bervariasi banget, mirip pikirannya yang lagi nggak jelas. "Kayak orang makan kebanyakan sampai bingung mau ngapain," gumamnya.
Tepat jam 8 pagi, Ichok akhirnya mandi (prestasi!) dan bersiap-siap. Dia pilih outfit standar: kemeja kotak-kotak, kaus putih polos, dan celana jeans biru langit. Drama kecil muncul saat dia galau soal kancing kemeja. Dikancing penuh atau dibiarkan terbuka? Setelah mikir keras---kayak milih presiden---dia memutuskan untuk mengancing penuh. Soalnya, ini hari Jumat, dan dia nggak mau keliatan nggak sopan saat salat Jumat. "Masa ketemu Tuhan gaya santai sih," pikirnya. Logis.
Sampai kampus, parkiran kosong melompong karena masih suasana libur. Dengan percaya diri, dia parkir Honda MegaPro 2013 pinjaman pamannya di posisi strategis. "Kalau hari biasa? Jangan harap, kampus elit tapi parkiran kayak pasar malam, rebutan!" katanya sambil senyum getir.
Dia lanjut ke ruang baca di lantai lima buat ikut kelas online. Sebelum masuk, seperti biasa dia mengucap salam ke Pak Lili, penjaga ruang baca yang selalu standby. Ichok dan Pak Lili udah akrab sejak pandemi 2021. Gara-gara dulu sering praktikum di kampus, Ichok sering nongkrong di ruang baca. Kadang bantuin Pak Lili nyambungin hotspot, scan dokumen, atau sekadar denger curhat kecil soal kehidupannya. "Maklum, Pak Lili udah senior, jadi kadang masih gaptek," kata Ichok sambil ketawa kecil.
Setelah kelas selesai, Ichok nggak langsung pulang. Dia lanjut ke lab---tempat nongkrong favorit nomor dua setelah ruang baca. Di lab ada ruang khusus buat ngerjain tugas. Walaupun tempatnya banyak nyamuk, kursi dan mejanya lumayan oke. "Yang penting ada meja, bisa nugas, dan bisa ngobrol sama teman-teman yang lagi praktikum tugas akhir," ujarnya. Nyamuk? Ya, anggap bonus.
Lab tutup jam 5 sore, jadi Ichok pulang ke kos setelah itu. Sebenarnya masih banyak hal lain yang terjadi hari ini, tapi kalau semuanya diceritain, takut kamu bosan. Jadi, begitulah cerita singkat hari aneh Ichok. Semoga terhibur, ya! Kalau nggak, ya... anggap aja baca ini buat mengisi waktu kosong.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI