Mohon tunggu...
zahru robickhulakbar
zahru robickhulakbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa yang banyak merenung, mulai belajar berfikir karena kebutuhan pribadi. mencoba untuk dikenal karena karya dan tutur kata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transmigrasi di Indonesia: Perpindahan Penduduk dan Penerapan Budaya

12 November 2024   09:12 Diperbarui: 12 November 2024   09:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika berbicara tentang transmigrasi apa yang pertama kali terlintas dalam benak pembaca semua? Mungkin adalah perpindahan sekelompok manusia dari satu tempat ke tempat lainnya?. Tidaklah salah karena menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah (pulau) yang berpenduduk padat ke daerah (pulau) lain yang berpenduduk jarang. Transmigrasi adalah salah satu program pemerintah yang bertujuan memeratakan penduduk dan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Dalam sejarahnya, transmigrasi menjadi satu babak penting dalam sejarah Indonesia. Berawal dari program pemerintah Belanda untuk menuntaskan masalah kepadatan penduduk ekstrim yang terjadi di Pulau Jawa saat itu. Pemerintah kolonial berinisiatif untuk melakukan program sosial yang mana memindahkan penduduk Jawa ke daerah yang lebih jarang penduduknya. Selain itu, sebab pendorong lainnya hingga terciptanya program transmigasi/kolonisasi adalah karena adanya kritikan keras dari pada aktivis kemanusiaan.  Van Deventer salah satu yang melayangkan kritik keras terhadap program tanam paksa yang dijalankan oleh Pemerintah Kolonial sebagai sumber bencana dan menganggap bahawa kemelaratan di Jawa terjadi karena program tersebut. Ia menuntut pemerintah kolonial untuk mengembalikan keadaan "tanah jajahan" seperti semula.

Transmigrasi sejatinya tidak hanya memindahkan satu kelompok masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya namun secara tidak langsung ikut memindahkan satu budaya dan agama dari tempat asal transmigran ke tempat baru yang mereka tinggali. Perpindahan penduduk atau transmigrasi , kelompok pendatang yang kaya akan adat budaya mulai memperkenalkan budaya mereka. Mereka melakukan kegiatan adat budaya karena kebiasaan mereka yang terbawa dari kampung halaman sekaligus sebagai wujud kerinduan terhadap kampung halaman.

Secara universal wujud budaya memiliki 7 unsur seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat yaitu sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi dan sistem kesenian. Dalam kegiatan transmigrasi para transmigran  membawa sistem budaya tersebut ke daerah baru yang mereka tinggali. Seperti yang dapat kita temui dalam transmigrasi di Gedong Tataan, kita dapati banyak peninggalan-peninggalan budaya. Sebut saja keris, wayang dan gamelan, kain jarik dan alat penginangan.

Alat-alat tersebut selain sebagai alat penunjang hidup juga sebagai simbol dari jati diri mereka. Seperti halnya keris selain sebagai senjata juga sebagai simbol budaya Jawa pada masyarakat transmigran. Kain jarik yang bermotif khas jawa digunakan sebagai alat gendong bayi, alas tidur hingga pakaian yang dikenakan sehari-hari. Selain itu terdapat juga pagelaran wayang yang diiringi dengan gamelan. Pegelaran wayang dimaksudkan sebagai hiburan bagi masyarakat transmigrasi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun