Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Saat itu terjadi pertempuran dahsyat di Surabaya yang memuncak pada tanggal 10 November 1945. Banyak para pejuang yang gugur syahid demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diraih dengan susah payah.
ketika berbicara tentang pahlawan maka hilanglah batasan gender. Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan berperan penting dapat meraih maupun mempertahankan kemerdekaan. Namun pada kenyataannya para pahlawan wanita tidak banyak dikenal di kalangan masyarakat karna berbagai alasan seperti dominasi penulis laki-laki dalam penulisan sejarah, kurangnya pemberitaan dan penghargaan terhadap wanita, peran sosial hingga norma gender yang berlaku.
Dalam momen Hari Pahlawan ini tak ada salahnya kita bersama kembali mengingat para pahlawan perempuan yang ikut berperan aktif dalam sejarah perjuangan Indonesia.
1. Nyai Ahmad Dahlan
Bernama asli nyai Siti Walidah, merupakan istri dari K.H. Ahmad Dahlan seorang ulama modernis yang terkenal dengan paham pembaharuan yang dibawanya. Nyai Ahmad Dahlan sangat berperan dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Ia berpendapat bahwa wanita juga memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki dalam banyak hal. Pada tahun 1914 ia mendirikan "Sopo Tresno", yaitu suatu perkumpulan khusus wanita yang fokus dalam dakwah, pendidikan, dan sosial masyarakat. Ia mendirikan asrama khusus perempuan di rumahnya dan memberikan pengajaran bagi murid-muridnya.
2. Laksamana Malahayati
Putri dari seorang laksamana gagah, panglima angkatan laut Kesultanan Aceh bernama Laksamana Mahmud Syah. Sedari kecil ia dekat dengan dunia kemiliteran hingga ketika memasuki masa remajanya ia masuk ke dalam akademi militer matra angkatan laut bernama Ma'had Baitul Maqdis. Rencana yang terkenal dari beliau adalah pendirian "Inong Balee" atau prajurit yang berisikan wanita berstatus janda. Pertempuran Laksamana Malahayati yang terkenal hingga mengharumkan namanya di penjuru dunia adalah ketika ia berhasil membunuh Cornelis dengan ujung rencongnya. Ia adalah laksamana perempuan pertama di dunia yang namanya akan selalu dikenang karena keberaniannya.
3. Opu Daeng Risadju
Namanya mungkin tak se-terkenal para pahlawan wanita Indonesia lainnya seperti Cut Nyak Dien ataupun R.A. Kartini namun sepak terjangnya tak dapat dipandang sebelah mata. Adalah seorang yang masih memiliki darah keturunan bangsawan Kerajaan Luwu, Opu Daeng Risadju tumbuh menjadi wanita yang tangguh dan pemberani. Sebagai seorang wanita ia tidak mendapat pendidikan yang dapat dikatakan layak namun semangatnya dalam belajar tidak pernah sirna. Ia belajar kepada para tokoh Partai Syarikat Islam Indonesia hingga membuatnya melek terhadap keadaan politik saat itu. Ia mendirikan PSII cabang Palopo saat itu dan menjadi ketua yang sangat gencar dalam menyuarakan anti-kolonial. Opu Daeng Risadju yang bernama asli Famajjah adalah sosok perempuan yang sangat dicari pemerintah kolonial saat itu karena pengaruhnya yang sangat besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H