"Uangnya yang pas saja, bu..", kataku ketika bu Intan belanja.
Bu Intan ini seorang guru. Tetapi beliau guru di SD dekat rumahku.
Bu Intan tersenyum mendengarkan permintaanku. Bu Intan pasti paham, aku tidak bisa menghitung. Lebih tepatnya kesulitan ketika memberikan uang kembalian alias "susuk" dalam bahasa jawa.
"Ini uang ibu lima belas ribu. Terus harga belanjaan ibu tiga belas ribu. Yang sepuluh ribu kamu simpan di laci meja dulu. Kemudian yang lima ribu dikurangi tiga ribu. Gampangnya lima dikurangi tiga berapa, Na?", tanya bu Intan.
Aku berusaha menghitung dengan jariku. Maklum aku seorang tunagrahita. Jadi memang tidak pintar.
"Emmm.. Dua, bu..", jawabku malu-malu.
"Nah, betul. Jadi uang kembaliannya dua ribu..", kata bu Intan.
"Sekarang kamu ambilkan uang dua ribu ya, Na..", kata bu Intan.
Ku terima uang dari bu Intan. Dan ku ambil uang dua ribu untuk ku serahkan kepada bu Intan.
"Ini uang kembaliannya ibu terima. Tapu ini ibu berikan untuk kamu ya, Na. Biar kamu semangat membantu ibu berjualan..", kata bu Intan.
Aku terkejut ketika bu Intan menyerahkan iang kembalian itu untukku.Â